Nisa Khalish
Nisa Khalish Mahasiswa

Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Makna Kewarganegaraan dalam Perayaan Lebaran di Indonesia

9 April 2024   06:15 Diperbarui: 9 April 2024   06:33 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna Kewarganegaraan dalam Perayaan Lebaran di Indonesia
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Lebaran atau Idul Fitri, adalah salah satu perayaan terbesar dan paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Lebaran artinya hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa. Lebaran bukan hanya sekadar momen merayakan kesuksesan menyelesaikan ibadah puasa selama bulan Ramadan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan solidaritas.

 

Dalam konteks kewarganegaraan, Lebaran memiliki makna yang mendalam. Perayaan ini menjadi bukti bahwa umat Islam di Indonesia dapat menjaga nilai-nilai keagamaan dan solidaritas sosial dalam masyarakat yang majemuk. Tradisi Lebaran di Indonesia tidak terbatas pada mudik dan bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR) saja. Setiap wilayah di Tanah Air memiliki cara tersendiri dalam menyambut momen spesial ini, menciptakan berbagai tradisi unik dan penuh makna yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia.

 

Lebaran juga menjadi momen bagi masyarakat Indonesia untuk memperkuat rasa kewarganegaraan mereka. Dalam perayaan ini, umat Islam di Indonesia tidak hanya merayakan kemenangan atas hawa nafsu, tetapi juga memperlihatkan bagaimana mereka menjunjung tinggi nilai-nilai kewarganegaraan seperti toleransi, persatuan, dan gotong royong.

 

Dengan demikian, perayaan Lebaran di Indonesia bukan hanya merupakan perayaan keagamaan, tetapi juga menjadi wujud nyata dari nilai-nilai kewarganegaraan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.

 

 

 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun