Potret Nusantara di Hari Bumi, Situasi Pandemi Covid-19 dan Puasa H+10
"Bumi dan Dunia" ada hubungannya Corona dan bulan puasa maksudynya kondisi masyarakat Indonesia mengalami kesenjangan sosial yang berdampak terhadap perubahan perilaku manusia. Bisa saja melakukan penyelewengan, pelanggaran prosedur, tindakan kriminal, serta perbuatan atau tindakan kejahatan lainnya. Hal tersebut adalah situasi Corona dan situasi bulan puasa yang akan mempengaruhi kegiatan umat manusia di muka bumi ini.
Sekarang, akan dilanjutkan kondisi bumi sebenarnya diluar dari situasi bulan puasa dan pandemi virus Corona, jika kita melihat dengan hutan di Indonesia banyak peristiwa atau kejadian seperti penebangan pohon liar, hutan gundul, pembakaran hutan, dan lain sebagainya.
"Peristiwa bumi" diatas bisa saja karena bencana alam atau akibat perbuatan usia yang sengaja merusak hutan dengan alasan mencari nafkah untuk kehidupan atau yang lainnya. Atau memang kondisi bumi yang tidak bersahabat yang mengakibatkan bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, longsor, banjir bandang, gunung erupsi, dan bencana alam lainnya.
"Bumi mencekam" bencana alam terjadi dimana-mana terutama di Indonesia, banyak masyarakat seolah-olah bertanya siapa yang mau di salahkan dan menilai siapa yang bertanggung jawab. Bisa saja ini bagian cobaan dan ujian yang diberikan Allah-SWT. Agar setiap oknum dibukakan pintu hatinya dan menyadari segala perbuatan dan tindakan terhadap bumi ini.
Maksudnya oknum adalah perbuatan memang sengaja melakukan tindakan merugikan masyarakat Indonesia, bukan memojokkan siapa yang salah namun memberikan kesadaran dan mengajak untuk peduli menjaga bumi dan tidak dirusak. Hal ini secara tidak langsung kita semua menyebar polusi asap yang setiap hari menggunakan kendaraan baik motor, mobil atau kendaraan lainnya.
Selain polusi asap dari kendaraan bisa dari polusi asap industry atau manufacturing, pencemaran dari limbah pabrik yang berakibat terhadap lingkungan, sehingga hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Sebagai solusi bisa saja menggunakan emisi, ikut serta mematikan listrik selama 60 menit atau 1 jam, menanam pohon mangrove, dan bisa juga membuang sampah pada tempatnya.
Dari analisa dan fenomena diatas dapat diberikan solusi yang nyata sederhana namun harus konsisten melakukannya agar bumi ini tetap bersih dan tidak berakibat buruk terhadap masyarakat.
"Buang sampah pada tempatnya" ini yang menjadi muka bumi terlihat kotor walaupun larangan dan himbauan sudah diberikan dan di peringatkan, namun kenyataannya masih banyak pembuangan sampah tidak pada tempatnya.
Dengan demikian dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut :
1.Hari Bumi situasi pandemi virus Corona, semoga di muka bumi ini cepat pulih kembali dari covid-19.
2.Hari Bumi situasi bulan puasa, dengan situasi menghadapi keberkahan di bulan suci, walaupun mudik dilarang oleh pemerintah.