Rifqi Novanda Naufal
Rifqi Novanda Naufal Mahasiswa

Mahasiswa Trisakti School of Management

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Lebih Baik Tidak Pulang daripada Orangtua Kita "Pulang"

18 Mei 2021   15:23 Diperbarui: 18 Mei 2021   15:48 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebih Baik Tidak Pulang daripada Orangtua Kita "Pulang"
islampos.com

Ingat lebaran ingat mudik, ya memang lebaran dan mudik memiliki kaitan dan teah menjadi budaya kental bagia masyrakat untuk melakukan mudik saat lebaran, terutama bagi mereka yang merantau ke ibu kota untuk bekerja. Namun, telah 2 lebaran kita lalui tanpa mudik dan sangat terasa hampa lebaran tanpa mudik.

Bukan tanpa sebab pemerintah melarang warganya untuk mudik, semua ini dilakukan untuk kepentingan bersama dan demi keselamatan bersama untuk memangkas angka pertumbuhan Covid-19. Hal ini banyak sekali menimbulkan kontra bagi bebrapa orang.  Berat memang untuk tidak berkumpul bersama keluarga saat lebaran seperti ini.

Kita masih bisa kok memanfaatkan teknologi untuk berkumpul bersama keluarga, kita bisa menggunakan jejaring sosial seperti dengan melakukan videocall bersama orang kesayangan dikampung halaman tanpa mengunjunginnya. Memang beda rasanya seperti kita bertemu langsung, akan tetapi lebih baik kita mematuhi semuanya agar semuanya bisa cepat berakhir dan kita dapat berkumpul kembali. 

Larangan mudik ini dilakukan sesuai dengan surat edaran kepala Satgas Penanganan Covid -- 19 No.13 Tahun 2021 mengenai peniadaan mudik lebaran 1442 H selama 6 -- 17 Mei 2021, mesikupun larangan mudik ini telah berakhir, bukan berarti kita dapat bebas untuk berpergian tanpa. 

Setelah larangan mdik telah berakhir pemerintah juga menerapkan aturan atas perjalanan yang berlaku 18 -- 24 Mei 2021. Jika kita sebagai masyarakat merasa dirugikan dengan larangann ini, lalu apakabar dengan siklus perekonomian Negara?karena tidak hanya mudik, sektor pariwisata pun ikut ditutup.

Seluruh perjalanan yang dilakukan diwajibkan untuk menunjukan surat keterangan hasil negative PCR / Rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan. Kebijakan ini diterapkan pemerintah agar Negara kita dapat cepat terbebas dari pandemi Covid -- 19, dan hal ini juga harus dapat dilakukan secara maksimal baik oleh pemerintah di didukung oleh masyrakat. 

Sedih? Ya mememang sangan menyedihkan, namun mau sampai kapan Ibu pertiwi sedih seperti ini?, mari bersama sama kita bangkit dari kesedihan ini. Turunkan ego kita mari bersama sama kita membuat ibu pertiwi senyum kembali dengan menyudahi drama pandemi ini.

Sumber

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun