Esensi Zakat Fitrah
Jika dua tahun lalu, kita membahas tentang Esensi Idul Fitri [Bagian 1], sementara satu tahun lalu kita juga telah membahas tentang Esensi Puasa Ramadan [Bagian 2].
Kalau secara Fiqh salat dikatakan tidak sah jika tidak ada salam. Maka, puasa belum sempurna jika tidak dengan membayar zakat fitrah. Zakat secara makna adalah suci, tumbuh, dan berkembang. Secara Fiqh dia merupakan sesuatu yang wajib dikeluarkan kepada beberapa golongan tertentu (mustahiqqin).
Pernah saya sebutkan puasa adalah momen Purgatorio atau penyucian diri seseorang maka akhiran dari proses penyucian itu adalah dengan membayar zakat. Proses yang saya sebut sebagai processing and action, dimana puasa sebagai tahap proses penyucian dirinya dan zakat fithrah sebagai tahap aksi wujud nyata dari proses penyucian itu sendrir.
Zakat juga merupakan tahap finishing dari proses penyucian diri seseorang di bulan Ramadan. Ukuran standar zakat fitrah adalah 1 sha' . Sha' merupakan satuan takaran yang setara dengan empat mud. Sedangkan satu mud adalah besar cakupan penuh dua telapak tangan orang dewasa pada umumnya.
Jadi, maksud dari ukuran Zakat fitrah adalah ukuran jumlah rata-rata orang makan selama sehari waktu itu. Kita harus memahami waktu itu 15 Abad yang lalu, sementara sekarang sudah masuk abad 21.
Jika kita memegang aspek dinamis dari zakat fitrah maka ukurannya harus sama dengan nominal/ukuran dari jatah kita makan sehari. Bagi orang-orang yang tingkat hidupnya tinggi, misalnya ia makan dalam sehari jika dinominalkan menghabiskan Rp. 100.000, maka wajib zakat fitrahnya adalah 100.000 rupiah bukan 3.5 liter atau 35.000 rupiah lagi.
Tapi sekali lagi ini adalah konsep ide zakat fitrah yang dinamis ala alm.Nurcholish Madjid, yangmana menurut saya konsep ini merupakan pemantik semangat muslim selalu konsisten memikir nasib orang miskin sesuai dengan yang dikatakan Al-Qur'an dalam surat al-Maun itu.
Kembali lagi kepada definisi zakat, kalau puasa adalah HablumminAllah atau hubungan individu dengan Tuhan, atau sering disebut ibadah sembunyi-sembunyi. Maka, zakat merupakan habluminnanas atau hubungan antar sesama individu, dan ini sering disebut ibadah sosial. Lebih luas lagi, dengan membayar zakat berarti kamu menumbuhkan satu keterikatan dirimu dengan masyarakat.
Kok bisa?
Selain tujuannya mencari keridhaan Allah (lihat QS Ar Rum ayat 39), dengan memberikan atau membayar zakat, kamu telah melakukan kebaikan sosial yang luar biasa. Orang yang kamu beri zakat akan gembira. Itulah tujuan zakat dalam Islam, agar setiap orang berbahagia.