Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas
Hajr Aswad Ketika Itu
Alhamdulillah barusan lewat kami melakukan reuni dan silaturahmi. Setelah waktu magrib, kami berkumpul dan berdiskusi banyak hal.
Ya sebenarnya mengobrol saja. Namun karena suasana Ramadhan, ada kisah-kisah yang dibagi sehingga diharapkan ada butiran hikmah yang semoga punya arti.
Seperti kisah ini. Saya alhamdulillah naik haji pada tahun 2014. Ya sudah berjalan untuk posisi Maret 2023 ini sekitar 9 tahun. Waduh, lama juga ya. Maka komunitas kami ada yang namanya Album 14 Kota Yogyakarta. Singkatan dari Alumni Haji Bina Umat Tahun 2014.
Kisah haji saya bagi di sini semata tujuan silaturahmi. Nek dianggep pamer ya sudahlah, boleh saja namanya pikiran orang. Sama halnya kalau saya menyampaikan opini, juga dianggap pamer.
Yang penting semoga bermanfaat.
Sebagian jamaah haji itu, ada yang diberi kesempatan bisa mencium Hajr Aswad, ada yang tidak. Hajr Aswad sendiri dalam riwayat adalah batu terakhir yang digunakan untuk melengkapi bangunan Kabah.
Diletakkan di pojok Kabah, desain batu dibungkus dengan pelindung logam semacam aluminium terlindungi.
Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata, "Wahai batu, seandainya aku tidak pernah melihat Rasulullah Muhammad SAW mencium engkau, maka tidak akan pernah kulakukan untuk itu. Aku hanya meniru apa yang dilakukan oleh Rasulullah."
Demikian motivasi jamaah haji ketika berusaha mencium batu hitam tersebut.
Sangking banyaknya orang mau mencium Hajr Aswad, maka berjubelan orang, bahkan berebutan.
Bahkan konon ada calo-calo di sekitar yang mau menjual jasa menolong orang agar bisa mencium Hajr Aswad.