Bagaimana Memaknai Puasa Ramadan dalam Menyongsong Endemi Covid-19?
Memang benar adanya, seseorang bisa saja mengaku berpuasa, tapi hanya Allah yang tahu kebenarannya. Melakukan perbuatan tidak terpuji selama berpuasa sebaiknya tidak dikerjakan. Sifat ini juga dapat membuat seseorang mempunyai imunitas (daya tahan) pada jiwa dan batinnya, tahan akan godaan dan senantiasa merasakan ketenangan.
3. Meredam Syahwat
Makna puasa Ramadan yang paling umum diketahui mukmin adalah meredam syahwat termasuk hawa nafsu. Nabi SAW bersabda, "Wahai golongan pemuda, siapa yang mampu menikah, maka menikahlah, karena sungguh hal itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan, dan siapa yang tidak mampu (menikah) maka hendaklah ia berpuasa, karena itulah pengendali baginya."
4. Membentuk Kesabaran
Makna puasa berikutnya adalah mendidik orang untuk memiliki sifat sabar. Jika puasa tersebut dilakukan sebaik-baiknya maka akan timbul dalam diri seseorang sifat sabar, karena dalam berpuasa seseorang akan dilatih untuk bisa menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasa, termasuk menahan amarah.
5. Menyehatkan Badan
Hikmah puasa pun dapat menyehatkan badan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Berpuasalah agar kamu sehat". Oleh karenanya, hikmah yang terkandung dalam puasa bukan hanya bertujuan untuk menyehatkan jiwa saja, melainkan dapat menyehatkan badan pula.
6. Membentuk Sikap Disiplin
Puasa juga mampu membentuk sikap disiplin terhadap seseorang. Bagaimana tidak, aturan tidak makan dan minum sebelum adzan Maghrib tentu akan membentuk kedisplinan secara perlahan. Tidak hanya itu, jam makan sahur yang sebaiknya dituntaskan sebelum imsak juga akan membuat seseorang lebih tepat waktu.
7. Menimbulkan Kepekaan Sosial
Menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan sebaiknya dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap sekitar. Makna puasa yang satu ini umumnya juga diartikan dengan merasakan apa yang dirasakan bagi orang yang tidak mampu dan kelaparan di luar sana.