nur aisah
nur aisah Guru

seorang guru yang memiliki motto belajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Fenomena Akhir Ramadan

15 April 2023   10:07 Diperbarui: 15 April 2023   10:15 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadan telah memasuki babak ke tiga. Ibarat pertandingan  saat ini berada di babak final. tinggal menunggu pemenangnya. Ada yang cukup puas berada di sepertiga pertandingan. Ada pula bertahan di separuhnya. Semua tergantung semangat dan usaha maksimal dari personil  yang bersangkutan.Di sebagian keadaan  terlihat kaum muslimin masih  tetap semangat menggapai kemulyaan bulan ini. Walaupun di sebagian  lain ada yang berguguran karena berbagai alasan.  Semakin ke sini godaan terasa kian mendera. Akankah mereka lolos dari  rayuan2 itu ataukah terjebak dalam kubangan kemalasan? Ada yang sibuk mempersiapkan mudik ke kampung halaman. Ada yang sudah bosan atau capek . Ada yang terlalu padat buka bersama teman atau relasi .Ada yang karena terlalu  eiforia menyambut lebaran dengan berbagai persiapan. 

Akibatnya, terjadi pengabaian terhadap sesuatu yang nilainya jauh lebih tinggi  dan indah dari semua itu. Tarawih dengan mudahnya di tinggalkan, tadarus sudah mulai keteteran,  salat malam sudah enggan ditegakan. Karenanya  tidak jarang disaksikan pemandangan miris ada di mana2. Takmir masjid mulai menggulung tikar yang tadinya sempat di gelar sampai halaman,  Saking membludaknya jamaah yang datang. Begitulah fenomena yang terjadi dalam mengisi bulan Ramadan ini.

Memang tidak mudah berada di babak ini. Balasan yang masih misteri mengakibatkan orang2 banyak mengabaikan kesempatan emas . Tapi seungguhnya para ustad dan muballigh sudah melaksanakan tugasnya menyampaikan kebaikan dan keutamaan  seseorang yang beribadah di posisi ini. Entah di medsos atau pun secara langsung di berbagai majlis ilmu. Dakwah Islam tersebar di mana2. Menyapa seluruh ummat di belahan dunia manapun. Tinggal kita mau merespon positif dengan action nyata, ataukah sebaliknya hanya sebatas lewat begitu saja. Karenanya kesempatan ini hanya bisa di raih oleh orang2 pilihan Allah yang sengaja datang dengan selalu mengharap ridhoNya.

Seperti halnya  bu   Asya  yang selalu  membiasakan diri mengaji Al-Qur'an setiap selesai salat ashar di samping waktu2 yang lain.  Kebiasaan ini sebenarnya berawal dari memaksakan diri . Beri'tikad untuk tidak langsung menyentuh pekerjaan lain selain membaca Al-Qur'an. Sama halnya ketika selesai salat subuh. Bu Asya selalu berusaha untuk Istiqomah sekali duduk membaca Alqur'an satu juz. Terngiang pahala yang akan didapatkan, teringat  janji Allah yang akan diberikan. Ibadah itu akhirnya menjadi sebuah kebiasaan yang melekat  dan sayang  jika di tinggalkan. Apalagi bu Asya memiliki target untuk hatam beberapa kali di bulan Ramadan ini. 

Tetapi entah mengapa  di sore itu hasrat  Bu Asya untuk membuka Al-Qur'an  tidak ada. Bahkan sengaja untuk tidak menyentuhnya karena terburu mau ke tukang jahit baju dan mau membeli  sesuatu . Tiba2 terjadi perang batin dalam dirinya. Bu Asya berfikir " mengapa harus saya tinggalkan kebiasaan baik ini ? toh keperluan saya ini bukan bersifat emergency, alias masih bisa saya pergi nanti sesudahnya atau besok pagi ? ". Sementara  putri Bu Asya yang juga memiliki keperluan sama sudah siap menunggu.  

Akhirnya bu Asya memilih membatalkan keluar dan langsung duduk di tempat biasanya untuk membaca Al- Qur'an.Apalagi sekarang berada di posisi akhir bulan Ramadan.

Demikian , terkadang kita harus memaksakan diri memilih mana yang harus dikerjakan. Mana yang menjadi perioritas dalam hidup. Pandai2 lah memilih. Pikirkan secara bijaksana. Pertimbangkan sisi positif negatifnya. Gunakan hati nurani untuk menjawabnya. Jangan hanya mengunggulkan akal dalam bertindak.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun