"Dialah yg menjadikan utk kamu bumi yg mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu kembali stlh dibangkitkan" (QS Al-Mulk : 15)
Kajia Ramadhan: Sehat Kalbu dengan Deteksi Dini dan Medikasi Penyakit Hati
Sehat Kalbu dengan Deteksi Dini dan Medikasi Penyakit Hati merupakan sub tema kajian mingguan Ramadhan 1442 Komunitas Gembul pada Ahad siang, 2 Mei 2021. Materi yang disampaikan oleh Ustad Muhammad Muslih ini merupakan sessi kajian yang keempat. Rekan saya semasa SMP ini menyajikan materi secara runtut dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Kang Muslih menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Unsur rohani ini, dalam Al Quran Allah menyebutkan dengan berbagai istilah antara lain al qalbu, an nafsu, al lubb dan lain-lain. Di dunia ini selain Rasululah saw, tidak ada orang yang sehat secara kaffah atau sempurna, pasti memiliki penyakit hati sekalipun dengan kadar yang berbeda-beda. Alumnus Pesantren API Tegalrejo Magelang ini membeberkan cara mendeteksi penyakit hati apa saja yang menghinggapi kita dan bagaimana cara menangkal atau mengobatinya. Perlakuan terhadap jasmani dan rohani kita, semestinya sama. Jika badan kita perlu perawatan, setiap hari perlu makan, perlu asupan gizi, butuh olah raga agar sehat dan jika sakit perlu perawatan ke dokter, maka hati kita sebetulnya juga butuh hal yang sama. Deteksi yang paling awal, kita harus mengetahui terlebih dahulu hati kita ini hidup ataukah tidak. Ciri-ciri hati yang hidup adalah bahwa orang tersebut berperasaan dalam artian bisa menerima atau merespon kebaikan. Jiwa atau ruh manusia akan selalu terus ada dan yang bisa menerima rasa sebetulnya adalah jiwa ini. Bisa merasakan ketenangan, merasakan sedih dan bahagia adalah jiwa. Maka yang disebut dalam Al-quran adalah jiwa ;
- - -
"Wahai jiwa yang tenang!. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS : Al Fajr : 27 -- 30)
Kelak yang akan dipanggil oleh Allah adalah jiwanya. Yang akan merasakan nikmat akherat, nikmat syurga dan yang akan merasakan sakitnya siksaan api neraka adalah jiwa kita ini. Maka hati atau jiwa kita ini harus hidup. Dan berbagi ilmu dalam sebuah kajian merupakan asupan makanan bagi jiwa yang nilai gizinya sangat tinggi.
Sesuai dengan fitrah penciptaan manusia bahwa setiap manusia terlahir dalam keadaan baik atau berpoteni menjadi baik. Kemudian dalam perkembangannya, akankah menjadi baik atau buruk, tergantung lingkungan yang mempengaruhinya.
Sebagaimana sabda Rasukullah saw
" : : "
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan beragama (Islam), kedua orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikannya beragama Yahudi atau Nasrani atau menjadikannya musyrik".
Kang Muslih yang juga Ketua Tanfidziah MWC NU Kecamatan Bantul ini mengutarakan bahwa sedari awal sebetulnya kita sudah diberi modal jiwa yang baik oleh Allah SWT. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, pergolakan antara hati dan nafsu ini yang akan mempengaruhi kesehatan hati. Oleh karenanya ditengah-tengah hati dan nafsu ini terdapat akal yang dapat mengatur supaya hati kita tetap berada di jalan yang benar. Akal ini merupakan tempatnya ilmu, tempatnya pengertian dan dengan akal kita bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk. Ada kalanya dengan akal kita bisa menjadi baik, tetapi juga dengan akal kita menjadi buruk. Dan hubungannya dengan hati: jika hati kita baik Insya Allah akan membawa akal ke arah yang baik, demikian juga sebaliknya.
Maka Rasulullah saw mengatakan :
.