Fitrah Manusia mengenai Hari Raya Idul Fitri
Dapat kita temui di setiap menjelang hari raya idul Fitri banyak dari kita sahabat kita atau kerabat kita yang merantau ke luar negeri ke luar daerah ataupun antarbenua di saat menjelang idul Fitri banyak dari mereka pulang ke kampung halaman yang mana itu semua fitrah yang tumbuh dari hati manusia mereka kumpul hanya untuk makan bersama berbagi tawa dan canda atau ada juga hanya bersinggah di makam para leluhur.
Fenomena itu hanya dapat kita ketahui atau kita rasakan pada hari raya idul Fitri. Setelah kita puasa selama 1 bulan Tuhan akan menurunkan fitrah pada diri kita yang mana meskipun kelihatannya kecil ataupun tak bermakna akan menjadi sangat berharga sebab terdapat kemuliaan pada hari raya idul Fitri.
Kesemuanya itu merupakan sifat naluri yang dimiliki oleh manusia yang mana pada saat itu telah memberikan kenangan kita pada waktu itu masih kecil. Di saat kita mendengar lantunan takbir tahmid dan juga tahlil kesemuanya itu itu mengingatkan kepada memori kita waktu di kampung halaman.
Di saat kita membahas masalah naluri mengingatkan kita tentang seorang filsuf Sigmund Freud yang mana naluri merupakan sifat alam bawah sadar manusia. Menurut dia kebanyakan manusia selalu mengikuti alam bawah sadarnya yang itu dapat kita rasakan di saat kita mendengar lantunan lantunan takbir tahmid dan tahlil mulai dari Alif hingga ya semua telah memberi kesan dan kenangan pada kita semua
Fitrah manusia di saat hari raya idul Fitri akan memberikan segi positif pada diri kita masing-masing salah satunya kebahagiaan hanya kebahagiaan lah sesuatu yang tidak bisa diukur dengan angka atau tuliskan hitam diatas putih.