Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Terbuka Yogyakarta dan pengajar Bahasa Inggris
Mengenang KH. Zainuddin MZ, Da'i Sejuta Umat yang Selalu Muncul di Bulan Ramadan
Bagi generasi saat ini, pasti sangatlah asing dengan tokoh ini. Namun bagi generasi 1990-an, pasti sangat familiar dengan sosoknya. Berbagai ceramahnya selalu terdengar di radio, televisi, dan juga terdapat dalam kaset-kasetnya. Maka dari itu, tokoh ini dijuluki sebagai "Da'i Sejuta Umat".
Sosok ini ialah KH. Zainuddin MZ. Ulama yang bernama asli Zainuddin Hamidi ini lahir di Jakarta pada 2 Maret 1952. Sejak kecil, ia sudah mahir berpidato bahkan sampai pernah berpidato di atas meja saat ada tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. Kemampuan berpidatonya mulai tersalurkan saat ia masuk Madrasah Tsanawiyah hingga Madrasah Aliyah di Darul Ma'arif, Cipete, Jakarta Selatan. Selama enam tahun, ia mengenyam pendidikan di bawah asuhan KH. Idham Chalid (ulama dari NU yang kemudian menjadi Ketua DPR dan MPR periode 1971-1977).
Di sekolah ini, ia tergabung dalam forum Ta'limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang hingga menjadi ciri khasnya dalam menyampaikan dakwah. Sosoknya pertama kali dikenal publik setelah rekaman kaset dakwahnya beredar di seluruh Nusantara dan di beberapa negara di Asia.
Popularitasnya dalam berdakwah mengantarkannya memasuki dunia politik dengan bergabung dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Selain itu, Zainuddin juga diundang di beberapa stasiun televisi untuk menyampaikan dakwahnya. Pada tahun 1991, ia tampil dalam film yang berjudul Nada dan Dakwah bersama Rhoma Irama, Deddy Mizwar, dan Ida Iasha. Sesuai judulnya, film ini menggabungkan antara musik yang dimainkan oleh Rhoma Irama bersama Soneta Group dan dakwah yang disampaikan oleh KH. Zainuddin MZ.
Pada tahun 2000-an, karirnya sebagai pendakwah kian populer meskipun saat itu banyak sekali penceramah muda seperti KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), dan Ustadz Jefri Al Buchori. Setiap bulan Ramadan pada tahun 1990-an dan 2000-an, ceramahnya selalu terdengar di radio dan televisi saat menjelang berbuka puasa dan saat sahur.
Pada 5 Juli 2011, KH. Zainuddin MZ meninggal dunia pada usia 59 tahun akibat penyakit jantung dan juga gula darah. Meskipun telah tiada, namun sosoknya masih diingat oleh generasi 1990-an dan 2000-an. Dakwahnya kini diteruskan oleh putra sulungnya, KH. Fikri Haikal MZ yang memiliki paras dan suara yang mirip dengan KH. Zainuddin MZ.