Tradisi Kondangan Bodho, Kebersamaan dalam Menyambut 1 Syawal di Desa Sitirejo
Tradisi kondangan bodho yang dilaksanakan dimulai dengan mengumpulkan warga sekitar untuk berkumpul di Mushola Riadhotutolibin RT 05 RW 01 Desa Sitirejo, Kec. Tambakromo, Kab. Pati.
Kegiatan dimulai pada pukul 9.00 yang diawali dengan mengumpulkan uang se ikhlasnya dalam kotak, biasanya warga menyebut uang ini dengan sebutan wajib, disebut wajib dikarenakan uang tersebut dikumpulkan sebagai amal jariyah sehingga warga pasti akan membawa uang untuk dikumpulkan kedalam kotak.
Dilanjutkan dengan mengumpulkan makanan di tengah-tengah warga yang duduk melingkar di dalam mushola.
Makanan yang disediakan merupakan makanan yang dibawa oleh warga pada saat datang dan dikumpulkan menjadi satu. Tiap warga membawa makanan yang berbeda-beda sehingga terkumpul beberapa jenis makanan yang nantinya akan dimakan bersama-sama.
Sebelum makan bersama warga terlebih dahulu membaca doa yang dipimpin salah seorang warga yang disebut modhin dengan doa yang dimakasudkan untuk menyambut hari raya idul fitri dan mempererat tali silaturahmi antar warga.
Selain itu doa ini juga mengharapkan agar tali silaturahmi antar warga tidak rusak dan dapat berkumpul kembali pada hari raya idul fitri yang selanjutnya. Setelah melakukan doa dilanjutkan dengan makan bersama dengan warga yang hadir.
Makan bersama ini merupakan hal yang ditunggu karena dapat saling berinteraksi dengan warga yang lain sambil menikmati makanan setelah 1 bulan berpuasa di bulan ramadan. Melalui makan bersama warga akan berbagi makanan dengan warga yang lain sehingga terjadi interaksi yang dapat mengakrabkan dan menguatkan tali silaturahmi diantara warga.
"kondangan bodho merupakan hal yang kami tunggu, terutama saya yang merantau dan 2 tahun ini belum pulang kampung. Jadi tahun ini saya bersyukur bisa pulang kampung, kumpul keluarga dan bisa kondangan bodho di mushola sehingga bisa makan bersama sama tetangga sekitar" tutur salah satu warga yang merantau.
"semoga tradisi kondangan bodho ini dapat terus dilakukan secara turun temurun oleh anak cucu sehingga silaturahmi antar warga dapat terjaga" ucap bapak modhin. Tradisi ini berusaha terus dijalankan agar anak cucu memahami makna penting dalam kegiatan ini.