Sambal Terasi ( Suka Membaca, menulis, terus berkreasi). Peringkat 100 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023.
Pesan Kang Mus Kepada Sahrini dalam Sinetron Preman Pensiun Menyadarkan Kaum Perempuan Agar Mau Belajar Masak
Preman Pensiun adalah sebuah judul film yang pernah tayang di RCTI. Film ini pertama kali tayang pada tanggal 12 Januari 2015. Filmnya dimulai sejak pukul 17. 00 WIB
Serial ini adalah produksi MNC Pictures yang disutradarai oleh Aris Nugraha dan diperankan oleh Epy Kusnandar, Dedy Petet, dan Mat Drajat. Secara garis besar film ini bercerita tentang kehidupan premanisne di Kota Bandung.
Suatu ketika Kang Mus baru saja ngobrol bersama Sahrini, anak perempuannya di ruang tamu. Kini ia duduk di ruang tengah bersama istri dan neneknya yang sedang sibuk mengiris sayuran.
Si nenek melontarkan pertanyaan, "Si eneng lagi apa di depan ?"
"Baca komik Jepang." Sahut Kang Mus seketika.
"Kasih tahu suruh kesini untuk bantu-bantu belajar masak." Pesan si nenek kepada Kang Mus.
Kang Mus lalu beranjak berdiri menemui Sahrini di ruang tamu. Kang Mus masih mendapati putri semata wayangnya itu memegang komik, asyik membaca tak menghiraukan suara disekitar.
"Neng !" Panggil Kang Mus kepada putrinya yang masih fokus membaca komik Jepang.
" Apa ?" Sahut Sahrini dengan kedua mata masih berjibaku dengan komik di tangannya.
"Mama sama nenek lagi kerja sama. Kamu sana bantu-bantu sekalian belajar." Ujar Kang Mus.
"Belajar apa ?" Tanya Sahrini
"Belajar masak." Jawab Kang Mus secukupnya.
"Neng gak hobi masak." Timpal Sahrini sembari masih asyik membaca buku komik. Jawaban Sahrini ini membuat Kang Mus merasa kecewa . Ia kemudian mulai naik pitam.
"Neng !"
"Apa ?" Sahrini menjawab tanpa menoleh ke ayahnya.
"Bapak lagi ngomong. Coba kamu lihat ke bapak !" Ucap Kang Mus dengan suara lantang. Kang Mus angkat bicara,
"Belajar memasak bagi perempuan itu bukan soal hobi. Itu keharusan. Nanti kalau kamu sudah dewasa, kamu punya rumah tangga, punya suami, punya anak siapa yang masak ?"
"Pembantu." Jawab Sahrini cetus. Kang Mus mengelus dada.
"Kamu sudah yakin hidup kamu seperti apa di masa depan ? Yakin jadi orang yang mampu bayar pembantu ? Kalau suami kamu nanti lebih susah dari bapak gimana ? Kalau suami kamu nanti lebih bodoh dari bapak gimana ? Terus kalau kamu sendiri juga tidak bisa apa-apa gimana?
"Sini komiknya ! "
"Sini !" Amarah Kang Mus memuncak. Lalu Sahrini berdiri menyerahkan buku komiknya kepada sang ayah.