Nurulis
Nurulis Lainnya

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Astaghfirullah, Kenapa Menjaga Lisan Itu Susah Ya?

18 April 2022   14:09 Diperbarui: 18 April 2022   22:37 8342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Astaghfirullah, Kenapa Menjaga Lisan Itu Susah Ya?
Ilustrasi : facebook.com/Masjid As-Sajidi Batang Kali

"Jaga lisan... Jaga lisan.... Jaga lisan....!"

Arti lisan menurut KBBI adalah lidah, kata -kata yang diucapkan, berkenaan dengan kata-kata yang diucapkan, dan dengan mulut (bukan dengan surat).

Lisan atau lidah,  lima huruf yang bisa menimbulkan efek dan pengaruh yang luar biasa, kalau salah dalam menggunakannya.  

Seperti kata pepatah,  "Kalau pedang yang lukai masihkan ada obatnya,  tapi kalau lidah lukai hati kemana obat hendak dicari". Lidah atau lisan sungguh luar biasa dahsyat.  Dannnn...menjaganya MasyaAllah,  susahnya bukan main.  

Sudah dijaga,  berusaha dijaga masih bisa kepleset juga. Keceplosan. Memang lidah tidak bertulang yah ? Licin sekali. Dannn setajam pedang.  

Inginnya hati tidak  bergunjing, nggak mau  ghibah ataupun bergosip ria,  tapi apalah daya, bisikan syetan lebih merdu dan syahdu sepertinya. Ada sedikit kesempatan,  setan langsung mencecar dari segala penjuru.  Mengepung kita dari segala arah dengan bisikan dan  tiupan mautnya.  Mau buktinya?  atau sudah membuktikannya?  

Misalnya kita iseng nongkrong dengan beberapa  teman,  sebenarnya nggak pengen bergunjing, tapi gimana hasilnya ? apa bisa?  Uhmm... I don't think so.  

Awalnya ngobrol ringan,  enggak membicarakan orang, tapi dari situ tiba-tiba obrolan semakin mengalir jauh,   tema semakin merebak kemana-mana, dan buntut-buntutnya bergunjing. Membicarakan sana sini, kejelekan orang ini itu,  aib si itu si anu, dan nggak berasa satu kampung jadi bahasan hangat dan topik menarik.  

Apa kita menyadari itu?  Apakah untuk sesaat saja, dengan akal pikiran sehat kita merasa kalau sudah terlalu jauh terlena dalam obrolan dan pergunjingan seru? Dan yang sebenarnya  dari awal ingin kita hindari? So,  terriible ! Sayangnya enggak. Bener begitu?  

Astaghfirullah, memang seharusnya kita lebih banyak beristighfar,  mohon ampun kepada Allah.  Karena bisikan syetan sangatlah dahsyat, sampai-sampai kita tidak sadar kalau sudah di giring ke arah jurang dosa dan tindakan aniaya. Membicarakan aib sesama,  bahkan itu adalah saudara kita. Bukankah itu adalah suatu perbuatan yang sama saja menganiaya diri sendiri ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun