Nurulis
Nurulis Lainnya

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ikhlas Berbagi, Tidak Mengharap Puji dan Balas Budi

24 April 2022   13:00 Diperbarui: 24 April 2022   13:06 2062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikhlas Berbagi, Tidak Mengharap Puji dan Balas Budi
Ilustrasi: id.pinterest.com

Ikhlas, apa sih artinya ? Menurut KBBI artinya bersih hati,  tulus hati, pertolongan dengan ----, mereka benar-benar ---

Ikhlas berarti melakukan sesuatu dengan hati yang bersih, hati yang tulus. Seperti apa sih hati yang bersih, yang tulus itu ? Wahhhh.... ini nih pertanyaan besarnya !  

Hati,  dalamnya hati tidak ada yang pernah tahu.  Hanya Allah saja. Seperti kata pepatah, dalamnya samudera dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu ? Bener begitu?  Jadi ukuran ikhlas,  tulus dan hati bersih adalah pemilik hati sendiri yang bisa merasakan dan Sang Pencipta yang Maha Tahu.  

Tapi yang jelas,  ikhlas itu tidak mengharapkan pujian dan balas budi.  Dari orang yang diberi pertolongan ataupun dari orang lain yang melihat perbuatannya.  Semata hanya mengharap ridho Allah. 

Kalau bisa penulis gambarkan,  tapi maaf sebelumnya kalau terdengar sedikit tabu atau jorok ya?  Hehe... Maaf.  Ikhlas, yang bener-bener ikhlas bisa digambarkan saat kita buang kotoran.  Tidak perlu ditunjukkan, tidak perlu dilihat,  tidak perlu minta balik dan mengharap-harap kapan baliknya,  asal bisa keluar, sudah leganya rasanya. Plongg dan lepas.  

Pernah ada yang berasa ingin buang kotoran, lalu menunda-nunda? Bentar lagi ah, masih mager.  Atau mungkin, nanggung nih masih ngegame. Biar saja aku simpan buat besok lah, sayang.  Ehhhh... memang ada begitu?  

Enggak kan?  Karena panggilan alam itu tidak dapat ditunda kalau sudah tiba waktu keluarnya.  Itupun adalah suatu nikmat yang tak terhingga dari Allah, yang mungkin kurang kita sadari dan syukuri. 

Karena kotoran itu kalau tidak dikeluarkan juga sangat berbahaya bagi tubuh.  Bagi kesehatan.  Atau bahkan bisa menimbulkan penyakit. Membuang kotoran sama saja dengan membersihkan tubuh.  Coba bayangkan kalau satu hari saja tidak bisa buang kotoran, bagaimana rasanya?  Pasti sangat tidak nyaman, ya kan?   Apalagi perut diisi dengan berbagai makanan pada hari itu.  

Nah,  kalau perasaan ikhlas kita ibaratkan seperti  buang kotoran, InsyaAllah kita bisa bener-bener ikhlas.  InsyaAllah. Karena kita tidak akan pernah menunggu balasannya , tanpa embel-embel ingin pujian juga.  Selama sudah bisa mengeluarkan, memberi sesuatu pada sesama, dan berbagi, sudah cukup. That's enough. Dan cukup berucap Alhamdulillah, sebagai rasa syukur kepada Allah.  

Apakah kita sudah bisa berbuat seperti itu?  

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun