Pesan Terakhir dari Rama
"Tapi.." Aku hendak menyangkalnya.
Tangan Rama memegang pundakku lebih dulu sambil tersenyum.
"Aku senang bisa bertemu denganmu kawan. Kamu selalu menyambutku dengan baik. Tapi, aku benar-benar harus pergi sekarang." Dia menatapku lamat-lamat, "Dan satu lagi pesan dariku, kawan. Teruslah menjadi dirimu yang sekarang. Dirimu yang selalu berbuat baik, dirimu yang rajin beribadah.. hingga kita bersua kembali di kemudian hari."
Perlahan dia melangkah mundur lalu berbalik badan. Sesekali melirik kearahku yang masih berdiri termangu sambil melambai. Senyumnya terlihat berseri diterpa senja.
"RAMA.. TERIMA KASIH.." Teriakku sambil balas melambai.
Air mata pun kembali mengalir deras di pipi. Tepat saat punggungnya menghilang, matahari sempurna terbenam. Jingganya sudah sempurna pula digantikan remang rembulan. Gelegar takbir pun menggema di sudut-sudut surau, turut mengantar kepergiannya.
Dan sejak saat itulah kami berteman baik. Pesan-pesannya akan kujaga hingga tiba saatnya kami bertemu lagi.
Teman baik itu bernama.. Ramadhan.