Nuskhan Abid
Nuskhan Abid Dosen

Jatuh cinta dengan jersey tim sepakbola. Kuliner, gunung, dan sedikit berwisata ke pantai.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Melatih Konsistensi Diri Meraih Makna Ramadhan Sejati

1 April 2023   19:20 Diperbarui: 1 April 2023   19:18 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melatih Konsistensi Diri Meraih Makna Ramadhan Sejati
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan tahun ini sangat-sangat berbeda daripada Ramadhan sebelumnya. Umat muslim di Indonesia dapat melaksanakan tarawih Bersama-sama, dan melakukan kegiatan Ramadhan lainnya tanpa harus menjaga jarak. Badai COVID-19 yang telah berlalu membawa kita semua Kembali melaksanakan ibadah dibulan suci tahun ini dengan penuh ketenangan tanpa rasa was-was.

Syukur alhamdulillah, dengan Rahmat Allah Swt kita semua bisa melewati tahun-tahun suram karena pandemi. Ada banyak hal yang bisa menjadi pelajaran saat kita menjalankan puasa dimasa pandemi. Beberapa hal yang bahkan sampe sekarang masih menjadi kebiasaan kita diantaranya mencuci tangan, menggunakan masker, dan berolahraga untuk menjaga kebugaran. Perilaku-perilaku tersebut sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita.

Apabila kita renungkan lebih dalam, harusnya Ramadhan tahun ini menjadi sarana berlatih bagi kita semua untuk menjalankan kebaikan. Sama halnya saat musim pandemi dulu, kita memaksa diri untuk menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan rutin berolahraga. Harusnya bulan Ramadhan kali ini kita juga melatih diri kita untuk lebih baik dalam segala hal. 

Kita semua tau, Ramadhan melatih kita untuk melakukan kebaikan. Salah satunya menahan diri, tidak meledak-ledak dan mengumbar emosi ataupun kemarahan. Ramadhan melatih kita untuk peduli dengan saudara-saudara kita yang kekurangan. Ramadhan melatih kita untuk menjadi pribadi yang sabar, menyejukkan, murah senyum, dan tidak pernah lepas dari Quran. Perilaku inilah yang ditempa selama kita menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Ramadhan melatih kita meramaikan sepertiga malam. Melaksanakan amalan-amalan sunnah yang biasanya berat menjadi terasa ringan. Semua kita lakukan dengan keikhlasan dan penuh kegembiraan. 

Pertanyaanya sekarang adalah, apakah kita bisa konsisten menjaga perilaku kita  setelah bulan ramadhan nanti? Apakah setelah Ramadhan usai kita masih menjadi pribadi yang sabar, lemah lembut, murah senyum, dan menebar kebaikan? Apakah setelah lebaran nanti kita masih meramaikan sepertiga malam dengan sujud dan bacaan Quran?

Menjaga ritme kebaikan dan perilaku positif menjadi keharusan bagi kita. Jangan hanya berlaku baik saat Ramadhan saja, tapi kebiasaan saat Ramadhan juga harus dilakukan di bulan-bulan berikutnya. Tadarus atau membaca Quran juga harus dilakukan saat Ramadhan usai nanti. Intinya, kebiasaan kita ketika Ramadhan jangan sampai luntur dan menghilang.

Konsistensi, menjadi makna penting dalam pelaksanaan puasa dibulan Ramadhan. Konsistensi harus dilatih, dan diaplikasikan dengan penuh komitmen. Tanpa adanya komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik, kita akan Kembali menjadi orang yang mudah emosi, ataupun tidak sabaran. Hilang senyuman, keramahan menjadi kemarahan. Tentunya hilang juga kebiasaan-kebiasaan seperti bersedekah, shalat berjamaah, ataupun tadarus Quran.

Ujian kita sesungguhnya adalah saat bulan Ramadhan ini berakhir. Kita dihadapkan lagi pada situasi dan kondisi yang jauh berbeda. Kalau dibulan Ramadhan setiap orang beramai-ramai melakukan kebaikan, setiap orang berupaya menjaga diri dan menghormati satu sama lain. Kita mempunyai ruang dan waktu yang lapang untuk beribadah. Ketika Ramadhan usai, hilang sudah itu semua. kita Kembali disibukkan dengan urusan duniawi. Jam kerja kembali ke settingan semula. Tidak ada waktu khusus untuk jamaah, bacaan Quran juga tidak membahana seperti ketika Ramadhan. Sanggupkah kita menjaga konsistensi?

Makna Ramadhan yang sejati adalah konsistensi diri. Latihan dan gemblengan selama Ramadhan haruslah membuat kita menjadi pribadi yang konsisten dalam melakukan kebaikan. Akan ada banyak godaan lebih berat nanti, namun apabila kita terus berdoa dan berusaha Insya Allah kita akan menjadi pribadi yang konsisten dalam melakukan kebaikan. Kuncinya ada pada diri kita sendiri. Kita harus mampu memotivasi diri sendiri untuk terus berbuat kebaikan, sama seperti kita melakukan kebaikan saat bulan Ramadhan. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan Rahmat dari Allah Swt untuk terus berbuat kebaikan di muka bumi ini.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun