Anisah Muzammil
Anisah Muzammil Editor

Penulis lepas/Editor/Mentor Ibu rumah tangga, 4 anak Penulis buku Jemuran Putus www.instagram.com/anisah_muzammil www.facebook.com/anisah.muzammil

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menyelami Makna di Balik Film Religi "Children of Heaven"

5 April 2023   20:08 Diperbarui: 5 April 2023   20:11 4397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyelami Makna di Balik Film Religi "Children of Heaven"
Sumber: filmsufi.com

Sekitar tahun 1999-2000, sebuah film religi anak asal Iran mulai digemari di Indonesia. Para remaja yang aktif dalam kegiatan remaja masjid atau organisasi Rohis kerap menyelenggarakan acara nonton bersama memutar film yang berjudul "Children of Heaven". 

Pertama kali dirilis pada tahun 1997 di Iran. Film ini menceritakan tentang kakak beradik di Iran yang bergantian menggunakan sepatu setelah sepatu milik sang adik hilang terbawa kumpulan barang bekas. Setiap hari mereka saling berlarian untuk bertukar sepatu. 

Sepulang sekolah, sang adik yang bernama Zahra berlari untuk memberikan sepatu kepada Ali. Setelah berhasil menerima sepatu, Ali pun berlari agar tidak terlambat ke sekolah.

Saya menonton film ini di setelah rapat Rohis di sekolah. Waktu itu tahun 2000. Film yang mengundang tangis meraih banyak simpati dan tentu saja mengandung pelajaran yang sangat bermanfaat.

1. Bahagia di Tengah Kesederhanaan
Meskipun hidup miskin, kakak beradik itu bahagia meskipun hanya dengan bercengkerama dan bermain gelembung sabun bersama. Mereka juga mengenakan sepatu biasa yang bahkan hampir rusak. Padahal, sepatu milik teman-temannya di sekolah bagus-bagus.

2. Tanggung jawab
Adegan Ali yang berusaha mencari sepatu adiknya yang hilang sampai berusaha mengikuti lomba agar Zahra mendapatkan sepatu baru adalah contoh tanggung jawab seorang kakak atas adik perempuannya.

3. Kasih sayang
Hubungan kakak beradik dalam film ini sangat lekat. Kasih sayang Ali sebagai kakak sangat tergambar ketika ia meyakinkan Zahra bahwa dia akan menang dan mendapatkan sepatu untuk adiknya. Ali juga ikut mengantar ketika sang adik menemukan sepatunya yang hilang, yang ternyata dipakai seorang anak perempuan.

 4. Pengorbanan
Pengorbanan Ali sebagai kakak ketika meminjamkan satu-satunya sepatu miliknya untuk Zahra. Dia juga rela menggunakan sepatu basah ketika Zahra menjatuhkan sepatu miliknya ke selokan. Bahkan kaki Ali melepuh setelah berlari sejauh 400 meter.

5. Kerukunan
Hubungan erat antara Ali dan Zahra sangat tergambar rukun dan harmonis. Mereka saling membantu dan mendukung satu sama lain. Mereka juga saling melindungi agar salah satunya tidak mendapat amarah dari orang tua mereka. 

6. Optimisme
Meskipun keluarga Ali hidup miskin dan menghadapi banyak kesulitan, mereka masih memiliki sikap optimis dan senantiasa bekerja keras agar solusi mereka teratasi. Hal itu tergambar ketika Ali dan ayahnya berjalan untuk mencari orang yang membutuhkan jasa sang ayah sebagai tukang kebun. 

7. Empati.
Ketika Ali dan Zahra mengetahui siapa yang mengambil sepatu, mereka tidak lantas tega mengambil kembali sepatunya karena rasa empati mereka melihat ayah dari si anak yang mengambil sepatu itu, buta. Rasa empati juga tergambar ketika keluarga Ali membagi makanannya kepada tetangga, padahal mereka pun kekurangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun