Mas Nuz
Mas Nuz Administrasi

hamba Alloh yang berusaha hidup untuk mendapatkan ridhoNya. . T: @nuzululpunya | IG: @nuzulularifin

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bukan Zamannya Lagi Anti Kemapanan

6 Juni 2019   23:19 Diperbarui: 6 Juni 2019   23:52 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukan Zamannya Lagi Anti Kemapanan
Zaman ketika petani menjadi maskot pembangunan. (dok. pribadi)

Murah sandang pangan. Seger kuwarasan.

Sebuah lagu potongan syair lagu. Biasa dikumandangkan oleh RRI. Radio Republik Indonesia di era Presiden Soeharto. Potongan lagu yang cukup dihafal. Oleh semua golongan dan tingkatan usia. Mirip-mirip lagu fenomenal Mars Per***o.

Hidup mapan adalah ketika tak ada kesulitan untuk makan. Juga untuk membeli pakaian yang layak. Ditambah dengan anugerah sehat. Konsep kemapanan yang mendasar sebenarnya. Fisik dan rohani yang terjaga keseimbangannya.

Standar  tersebut bergeser perlahan. Seiring dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pun dengan aspek-aspek vital yang tergerus eksistensinya. Padahal tidak seharusnya hal tersebut terjadi. Sebagai salah satu contoh adalah sektor pertanian.

Yang dahulunya menjadi andalan pendapatan negara. Disamping sektor migas yang menjadi ujung tombak utama. Kini seolah mati suri. Ditandai dengan berbagai indikator pembangunan sektor pertanian yang tidak bertambah baik.

Dibikin Simpel

Pergeseran pola pikir dan pola kebiasaan. Menyeruak ke berbagai sektor kehidupan. Semua berpikir bagaimana hidup sesimpel mungkin. Sepraktis mungkin. Teknologi memudahkan semuanya.

Bagaimana caranya belanja tak perlu datang ke pasar. Bagaimana caranya menanam padi tak perlu banyak tenaga. Pergi ke mana saja tanpa perlu menggunakan kendaraan pribadi. Tinggal tekan layar gawai. Pilih aplikasi angkutan daring. Berangkat deh.

Pun saat butuh membayar tagihan apa saja. Sambil duduk manis atau tiduran. Semua aktivitas keuangan bisa dilakukan dari satu tempat saja. Tak perlu repot-repot datang ke kantor layanan jasa.

Bahkan sampai urusan check-up kesehatan. Cukup telepon atau kirim pesan via pesan daring. Mobil unit layanan mandiri rumah sakit bisa datang ke rumah. Semua terasa simpel. Sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun