Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar
Energi di Tengah Pandemi
Selalu berprasangka baik pada peserta didik akan membuat saya jauh lebih tenang dan nyaman saat memberikan materi. Pun mereka juga akan lebih mudah menerima materi yang saya sampaikan. Ya, meskipun harus membutuhkan kesabaran yang tiada henti. Lalu bagaimana harapan saya di tengah gejolak bangsa ini?
1. Melakukan dengan hati dan berpikir positif.
Di tengah bulan Ramadhan ini, saya berharap apa yang saya lakukan benar-benar dengan hati. Tak lagi kecewa ketika apa yang saya inginkan belum sesuai harapan. Saya berusaha menanamkan pemikiran bahwa jika apa yang menjadi harapan belum terwujud hari ini, maka mungkin besok atau lusa, atau bahkan suatu saat untuk jangka panjang. Keep positive thinking.
2. Mengenal karakter orang lain dengan baik.
Dalam hal ini karena saya seorang pendidik dan sekaligus pembelajar, saya ingin berusaha memahami kondisi peserta didik masing-masing. Berusaha memahami kondisi mereka di rumah.
Bisa jadi anak-anak yang jarang mengikiti pembelajaran online, mereka berada dalam keadaan kurang sehat secara fisik maupun psikis. Atau daerah tempat tinggal mereka yang belum memiliki akses internet cukup membuat mereka terkendala dalam proses pembelajaran selama Pandemi.
3. Menjadi orang yang lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Di tengah bulan Ramadhan dengan wabah Pandemi membuat kita lebih berhati-hati dalam bertindak. Penuh kewaspadaan dan pemikiran. Bahkan setiap hendak melakukan sesuatu diperlukan berbagai pertimbangan. Ditambah dengan dihadapkan pada kondisi dunia pendidikan saat ini.
Saya berusaha untuk tak lagi menuntut kesempurnaan pada peserta didik dalam mengerjakan tugas baik dilihat dari hasil pekerjaan maupun deadline pengumpulan. Hal terpenting bagi saya adalah mereka tetap terfasilitasi belajar namun tak terbebani dengan bPaanyak tugas dan tetap nyaman saat pembelajaran online berlangsung.
4. Selalu berusaha sabar dengan keluhan para peserta didik.
Terkadang mereka hanya membutuhkan tempat untuk meluapkan keluh kesahnya. Namun tak ada salahnya jika kita menawarkan solusi dari persoalan yang tengah anak-anak hadapi. Semampu kita, sebisa kita meskipun entah nantinya solusi yang kita tawarkan akan dipakai atau tidak. Tentunya sesuai kapasitas kita, apakah sebagai wali kelas ataukah guru pengampu mata pelajaran.