Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Guru

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Diary Hari Ini: Menguji Tingkat Elastisitas Hati

5 Mei 2020   17:24 Diperbarui: 5 Mei 2020   17:18 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menanti Ramadhan dengan sepenuh hati. Jauh-jauh hari sebelum pandemi menyapa negeri ini. Menyiapkan raga agar selalu berada dalam kondisi prima. Mengondisikan jiwa untuk menerima ilmu yang kelak akan kutuai dari majelis ilmu di daftar sederet masjid dalam jangkauan tempat tinggal. Target amalan mulai dibuat dan disusun sebagai penyemangat menantikan bulan penuh keberkahan, bulan Ramadhan. Namun, rencana tak sepenuhnya berujung nyata. Apakah sia-sia? Tentu tidak.

Majelis ilmu yang dirindu tak kunjung sepenuhnya berujung temu. Padahal belum tentu Ramadhan berikutnya Tuhan masih berkenan untuk memperjumpakan. Namun harap besar masih digantungkan. Semoga tahun depan masih ada Ramadhan yang lebih bermakna dan berkesan.

Makhluk kecil yang selalu bergantung pada inang terus menjadi bahan pembicaraan. Tiap hari informasi terbaru selalu menjadi salah satu sajian yang wajib diketahui. Sejauh mana perkembangan usaha bangasa ini untuk memulihkan keadaan menjadi lebih baik lagi merupakan harapan masing-masing pribadi agar dapat beraktivitas normal kembali.

Dari wabah yang tak kunjung selesai ini, terdapat hikmah untuk dapat dipahami. Manusia hanya mampu berencana, namun Tuhan pemilik segalanya. Manusia boleh menyusun agenda akan tetapi Tuhan yang menentukan realitanya.  Haruskah kecewa? Atau menyalahkan segala penyebabnya? Jika masih demikian pemikirannya maka ridho terhadap kehendak Sang Pencipta belum sepenuhnya tertanam di dalam jiwa. Sulit memang, namun manusia punya kuasa apa? Berat sesungguhnya, tetapi jangan lupa Tuhan selalu melihat ikhtiar dan doa-doa tiap makhluk-Nya.

Tak lagi menuntut kesempurnaan dalam sebuah rangkaian panjang perencanaan. Tak lagi bersikap rigid dengan segala perubahan. Belajar menyadari segala keadaan agar terus bertahan dan menerima kenyataan. Supaya tak lupa bahwa manusia tak boleh berbangga diri akan tetapi justru beralih untuk intropeksi diri.

Live Streaming Penawar Rindu

Langkah penuh kemantapan, niat untuk memenuhi kebutuhan jiwa dan pikiran. Meningkatkan kualitas pemahaman keislaman dengan berusaha melakukan apa yang bisa dilakukan. Perencanaan agenda meng-upgrade kapasitas diri melalui berbagai majelis ilmu tetap berjalan meskipun dengan konsep yang berubah. Tak mengubah visi, hanya membenahi misi. Live streaming dalam jaringan. 

Bagaimana tingkat elastisitas dalam berpikir?

Sesekali masih ada pemikiran berandai-andai. "Andai saja si Corona tak hadir, andai saja kondisi saat ini lebih stabil". Secepatnya dihilangkan. Masih belum ridho dengan ketetapan-Nya? Masih belum legowo? Masih belum bersyukur dengan keadaan? Di saat di tempat yang berada dalam ketegangan mungkin saja suasana lebih mencekam. Tuhan, maafkan diri ini yang terkadang masih berpikir kekanak-kanakan.

Semoga niat dan ikhtiar tetap mantap. Semoga tiap-tiap langkah bernilai manfaat. Semoga menjadi insan yang lebih khidmat pada tiap takdir yang telah hadir.

Semakin berpikir elastis agar tak mudah patah semangat. Semakin menaikkan angka modulus elastisitas dalam menanamkan pemikiran supaya jauh dari prasangka yang tak seharusnya. Belajar untuk semakin terbuka dan menilai segala sesuatu dari berbagai sudut pandang. Belajar legowo dengan segala keputusan. Senantiasa berhusnudzon pada rencana Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun