Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar
Lir-Ilir, Sarung, dan Bidadari Bermata Bening: Sajian Religi Edukasi Penuh Inspirasi
Selama bulan Ramadan beberapa stasiun televisi biasanya menyajikan film ataupun sinetron religi yang ditayangkan untuk menemani waktu puasa pemirsa. Namun bagi teman-teman yang lebih suka menikmati sajian film ataupun series melalui Youtube ataupun aplikasi lainnya seperti Video, Viu, dan We TV, berikut sajian religi edukasi yang dapat teman-teman tonton sembari menunggu waktu berbuka puasa tiba.
1. Lir-Ilir, Film Pendek Penuh Inspirasi
Alkisah, Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga memiliki kedekatan di masa kecilnya. Kedekatan mereka bagaikan saudara kandung. Saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan lainnya.hunungan mereka tak terpisah apapun juga. Sedih senang mereka bagi bersama. Sampai suatu ketika takdir menentukan hal yang berbeda. Mereka harus berpisah.
Film pendek religi edukasi berjudul Lir-Ilir ini mengisahkan tentang dua orang anak yatim piatu bernama Wahid dan Sahid yang tinggal di kompleks Masjid Sunan Kalijaga. Sebelum meninggal dunia, ayah Wahid dan Sahid merupakan seorang marbot di area masjid Sunan Kalijaga, Kadilangu, Demak.
Wahid yang merupakan kakak dari Sahid merupakan seorang anak yang cerdas dan sholeh. Di tengah kehidupan yang serba terbatas, ia menjadi seorang pelajar berprestasi di sekolahnya. Meskipun ia sudah tidak memiliki orang tua, Wahid tetap menjadi seorang anak berbudi luhur dan santun.
Sedikit berbeda dari Wahid, adiknya yang bernama Sahid merupakan anak yang slengekan, suka bermain dan memiliki hobi menabuh bedug. Cita-citanya menjadi seorang marbot seperti ayahnya.
Sebelum mereka diadopsi oleh pasangan suami istri pengurus masjid, Wahid dan Sahid menenmpati suatu ruangan kecil di sebuah masjid. Mereka hidup berdua dengan mandiri. Wahid menghidupi kebutuhan dirinya serta adiknya dari jasa sebagai pengangkut air. Tak jarang pula warga sekitar merasa kasihan kepada mereka berdua. Mereka juga berusaha memberikan bantuan kepada Wahid dan Sahid .
Singkat cerita, Wahid yang telah menyelesaikan ujian di pendidikan sekolah dasar, memperoleh tawaran untuk melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren Gontor, Jawa Timur. Ia harus rela berpisah dengan adiknya selama bertahun-tahun.
Setelah selesai menempuh pendidikan di pondok pesantren, Wahid kembali ke Demak untuk menemui Sahid dan orang tua angkatnya serta mengabdikan diri di lingkungan tanah kelahiran mereka. Wahid yang begitu merindukan adiknya, Sahid karena telah terpisah bertahun-tahun begitu terharu ketika melihat sang adik sudah jauh lebih baik dan mandiri ketika mereka bertemu kembali. Sahid telah menjadi sosok penabuh bedug yang handal seperti keinginanya sejak kecil.
Film pendek lokal buatan Sarang Ide yang rilis kurang lebih sembilan tahun lalu ini merupakan film edukasi yang sangat cocok ditonton oleh anak muda zaman sekarang. Meskipun telah berkali-kali menontonnya lewat Youtube, tetap saja secara tidak sadar air mata akan mengalir dengan sendirinya. Sedih dan terharu dengan kehidupan mereka yang sangat sederhana.