ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX
Mengenal Prof. Nadirsyah Hosen, Kiai NU yang Juga Dosen Tetap Universitas Monash, Australia
Saya "mengenal" Om (alih-alih memanggilnya ustad, lebih enak panggil om aja hehe) Nadirsyah Hosen ini secara tak sengaja, saat salah seorang teman meminjamkan saya buku yang berjudul "Dari Hukum Makanan Tanpa Label Halal Hingga Memilih Mazhab yang Cocok" yang ditulis oleh om Nadirsyah ini.
Buku yang berkonsel Q&A (Question & Answer) ini sebetulnya biasa, namun jadi luar biasa karena tema yang dipilih sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, termasuklah tema soal hukum makanan halal yang sangat berguna jika sedang traveling ke negara yang penduduknya mayoritas non muslim.
Mengenai hukum halal-haram dalam makanan, saya baru tahu, pada dasarnya, sembelihan ahlulkitab menurut Al-Quran itu halal. Jadi, hewan yang disembelih oleh orang yang beragama Nasrani/Yahudi boleh dikonsumsi oleh umat Islam. Dasar hukumnya ialah, "Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberikan Al-Kitab itu halal bagumu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka." QS Al-Maidah ayat 5.
Kesimpulan ini cukup mencengangkan saya. Seumur hidup yang saya ketahui bahwa hewan baru dapat dikonsumsi kalau yang menyembelih orang Islam dengan menyebut nama Allah Swt. Ternyata, mengenai satu topik ini saya saya dibuat tercengang olehnya. Nah untuk lengkapnya silakan baca di blog saya ya
Baca juga : Ketika Harus Traveling di Negara Non Muslim: "Hmm, Makanan Ini Halal, Nggak Ya?"
Mengenal Om Nadirsyah Hosen
Cendikiawan Muslim yang bernama lengkap dan mempunyai gelar Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A (Hons), Ph.D ini merupakan lulusan S1 Fakultas Syariah, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan kemudian meraih gelar Graduate Diploma in Islamic Studies serta Master of Arts with Honours dari Universitas New England. Ditambah lagi gelar Master of Laws dari Universitas Northern Territory.
Gak puas di gelar master, om Nadir juga peraih 2 gelar doktor! Pertama PhD in law dari Universitas Wollongong dan kedua PHD in Islamic Law dari National University of Singapore (NUS). Dengan keilmuan dan gelar akademik seabreg, om Nadir kini dipercaya mengajar hukum di Monash University, Australia. Sebelumnya beliau bekerja di Universital Wollongong sehingga dapat posisi sebagai Associate Professor. Keren, kan!