Id.Djoen
Id.Djoen Wiraswasta

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Takjil Depan Klenteng Wujud Keberagaman & Kebersamaan Ramadan

30 Mei 2019   14:40 Diperbarui: 30 Mei 2019   14:45 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semangat keberagaman dibulan Ramadan 1440H tahun ini terlihat jelas saat jelang berbuka tiba. Saat umat Islam jalankan puasa dengan berbagai kesibukannya termasuk tradisi Ngabuburit menunggu datangnya waktu berbuka, banyak jajanan dan minuman berjajar ditepi jalan untuk diperdagangkan.

Tak luput juga pada moment Ramadan ini berbagi takjil yang dibagikan pada para pengendara yang sedang melakukan perjalanan. Ditepi jalan mereka berjejer membagikan takjil, baik takjil yang diselenggarakan oleh fihak masjid, anak-anak sekolah hingga perusahaan-perusahaan yang lokasi tepat ditepi jalan.

Takjil inilah satu wujud keberagaman dibulan ramadan yang bernilai sosial dan kebersamaan. Ada nilai sosial kepedulian sesama melalui sedekah makanan kecil dan minuman. Ada kebersamaan sebab dilakukan oleh siapapun tanpa memandang identitas dan agama yang dianutnya.

Yang menarik disebuah Klenteng tepat didekat lampu merah perempatan jalan disebuah kota kecil Kota Krian Sidoarjo Jawa Timur, pengurus klenteng setempat memajang sebuah meja lengkap dengan kue, makanan dan minuman untuk diberikan orang-orang melewati depan Klenteng secara Cuma-Cuma sebagai wujud toleransi sesama warga negara walau berbeda agama. Takjil dari pihak Klenteng yang berupa makanan, kue dan minuman mungkin secara materi tak seberapa namun nilai kebersamaan dan keberagaman sangat tinggi.

Penganut Konghucu, ikut berbahagia dengan datangnya Ramadan dengan membagikan takjil dari rejeki yang mereka miliki kepada saudara-saudara muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Sebuah pemandangan yang patut diacungi jempol dan dijadikan pelajaran bagi umat Muslim bahwa sesungguhnya walau berbeda agama namun ada wujud kepedulian untuk kebersamaan sebagai satu warga negara.

Ramadan adalah bulan latihan/Training selama satu bulan penuh dilatih menahan perilaku buruk dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Setelah training selama Ramadan ini maka pasca ramadahn perilaku-perilaku baik tersebut diterapkan lebih maksimal dibulan-bulan biasa. Termasuk kebersamaan dan toleransi dalam membagi dan menerima sedekah berupa Takjil.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun