Lebaran Sudah Dekat Belanja untuk Weweh
Hari Raya sudah dekat belanja apa ? pertanyaan yang menarik dan butuh kajian yang cukup serius dikala musim pandemi covid 19. Kebijakan pemerintah dalam menjaga rakyatnya agar tidak tertular covid 19 dengan melarang mudik, muncul sebuah pertanyaan Untuk apa lebaran kalau ga bisa mudik ?. Rakyat Indonesia secara umum dan umat Islam khususnya diuji dengan situasi seperti sekarang ini sebab sejak 2 tahun lalu banyak moment-moment lebaran yang hilang akibat masuknya covid 19.
Untuk itulah kita musti bijak dalam merayakan hari raya 1442 H yang masih ditengah pandemi covid 19 dengan merayakan Hari Raya Idul Fitri lebih bermakna bukan sekedar hura-hura karena terbawa eforia perayaan kemenangan. Padahal Rasulullah saw sebagai panutan umat islam saat bulan ramadan dekat berakhir beliau sedih dengan harapan agar masih bisa menjumpai bulan ramadan lagi ditahun depan.
Dalam adat Jawa Timur pada hari-hari "Likuran" yaitu 10 hari terkahir saat jelang datangnya Lailatul Qadr, ibu-ibu pada sibuk membuat makanan dan kue-kue khas lebaran yang enak untuk diberikan kepada sanak family, tetangga dan kerabat yang dikenal dengan "weweh" bahasa jawa yang berasal dari kata "Nguwehi" (memberi). Weweh adalah memberi makanan dan kue kepada orang yang dituju. Ini mengambil hikmah ajaran Islam agar dalam sepuluh hari terakhir banyak-banyak ibadah termasuk sadaqah.
Kalau dulu masa kecil saya weweh ini berupa makanan jadi seperti nasi kuning, plus lauk ayam goreng, perkedel, sate kelapa, mie sayur, telur, empal dan lain-lain. Sementara untuk kue adalah kue khas ramadan semisal, jenang (dodol), tetel, apem, roti panggang, klemben dan lain-lain. Saat memberikan wewehan ke orang yang dituju terutama family yang lebih tua dari bapak ibu kita, kita akan mendapat sangu weweh. Kadang untuk family yang tertua keluarga kakek nenek akan mendapatan wewehan dari adik-adiknya, anak-anaknya, cucu-cucunya. Sehingga dirumah kakek nenek menumpuk makanan dan kue wewehan. Masalahnya itu makanan jadi atau makanan sudah matang sehingga sering banyak makanan yang terbuang.
Seiring perkembangan jaman format wewehan berubah menjadi bahan makanan dan kue yang awet. Bahan-bahan makanan tersebut bisa berupa gula, minyak goreng, ikan kaleng, mie instan dan kue roti kalengan serta sebotol sirup. Wujud akulturasi/perubahan budaya weweh di Jawa Timur agar tetap terjaga dan tak ada makanan yang tebuang.
Untuk itulah jelang hari raya idul fitri 1442 H ini saya sekeluarga belanja, beberapa bahan makanan seperti minyak goreng, gula, mie instan, roti kaleng dan lain-lain untuk saya wewehkan pada sanak family, etangga dekat dan orang-orang yang kurang mampu disekitar kita sebagai wujud weweh adalah sadaqah. Untuk menjangkau tujuan weweh yang cukup jauh kita bisa gunakan jasa Go-jek dan sejenisnya sehingga kita tidak perlu repot-repot menempuh perjalanan plus tidak kawatir razia.