Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Guru

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lebaran Penuh Makna sebagai Pemersatu Keragaman

10 April 2024   13:34 Diperbarui: 10 April 2024   13:39 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran Penuh Makna sebagai Pemersatu Keragaman
Silaturahmi ke kerabat. Sumber: dok. pribadi. 

Idul Fitri tahun ini agak berbeda dengan kegiatan serupa yang kami jalani sebagai keluarga besar dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya kami lebih banyak menghabiskan waktu dengan kerabat dekat, rekan kerja dan tetangga, kali ini kami mengadakan perjalanan Lebaran keluar Kabupaten Tana Toraja menuju Kabupaten Enrekang.

Meskipun kami semua Nasrani, tetapi dalam lingkup keluarga besar kami adalah keluarga heterogen dengan beragam latar belakang kepercayaan. Setiap kali lebaran, selalu penuh makna. Lebaran selalu menjadi ajang silaturahmi untuk semua keluarga besar. Kesempatan mulia untuk saling mengenal dan mempererat tali silaturahmi kekeluargaan. 

Ditemani istri dan anak-anak serta beberapa anggota keluarga besar lainnya, kami mengadakan silaturahmi Lebaran ke salah satu kerabat dekat dari istri saya. Ia berdomisili di daerah Cakke, Kabupaten Enrekang. 

Kami saling mengenal satu sama lain beberapa bulan yang lalu. Ternyata ia telah lama tinggal di sana bersama orang tuanya. Ia asli orang Toraja. Ia sendiri telah menikah dengan warga Enrekang dan saat ini menggeluti usaha bawang merah. 

Kami disambut dengan penuh sukacita. Usai bersalaman dan berbincang singkat, aneka jenis kue kering segera tersaji. Selanjutnya, just jeruk dingin ikut menemani. Tanpa komando lagi, di sela-sela bertanya kabar sana-sini, menu khas Lebaran keluar kandang dan memenuhi meja tamu yang mungil. Boleh saya katakan bahwa silaturahmi keluarga digambarkan keragamannya oleh menu khas lebaran yang tersaji. 

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Merayakan Idul Fitri dan lebaran tak lengkap tanpa sesi makan besar. Di daerah Duri, Enrekang, terdapat menu khas yang akan selalu tersaji. Masuk kelompok makanan berat adalah masakan klasik bernama Nasu Cemba. Olahan rahasia dari daun Cemba, tanaman rempah yang hanya ada di Enrekang sangat menggugah selera. Daging sapi di antara kerumunan daun Cemba menari-nari dalam mangkuk menggoda setiap tamu. 

Ternyata, keluarga kami ini sudah sangat mahir memasak Nasu Cemba. Rasa dan gurih kuahnya persis sama dengan Nasu Cemba yang biasa disajikan ketika saya menghadiri sebuah acara di Kabupaten Enrekang. 

Nasu Cemba yang hangat sangat cocok disantap dengan sajian khas Lebaran lainnya, yakni lappa'-lappa' dan burasa'. Tak lupa sedikit perasan jeruk nipis dan sejumput cabe tumbuk. 

Menu khas lebaran di daerah Duri, Enrekang. Sumber: dok. pribadi. 
Menu khas lebaran di daerah Duri, Enrekang. Sumber: dok. pribadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun