Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Guru

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Gulai Lema Ikan Nila, Sajian Khas Tanah Rejang yang Bikin Melek Mata

3 Mei 2020   20:40 Diperbarui: 3 Mei 2020   20:45 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Apa kabar rekan, sahabat, dan saudara-saudari semuanya?

Masih sanggup untuk puasa hingga nanti jelang hari raya?

Oalah, masih lah, ya! Hari ini, kita baru saja melewati 10 hari pertama puasa di bulan Ramadan 1441 H. Begitu banyak rasa suka, lelah, serta bosan yang tak mampu dijelaskan dengan kata-kata. Meski demikian, tak mengapalah. Yang penting kita tetap semangat berpuasa.

Nah, sekarang saya akan membagikan ide resep alias tutorial memasak Gulai Lema Ikan Nila. Gulai yang juga biasa dikenal dengan "Lemea" atau "Lemeah" ini merupakan sajian khas dari Tanah Rejang, Bengkulu.

Bahan utama olahannya adalah daging bambu muda atau yang kita kenal dengan rebung. Bedanya, rebung yang digunakan untuk membuat gulai lema mesti difermentasikan bersama cincangan ikan dalam beberapa waktu (kurang lebih sampai 3 hari).

Dalam hal memasaknya, kita bisa memilih menyantan atau menyambal lema. Di video kali ini, saya akan memasak gulai lema dengan cara disambal dan disandingkan dengan ikan nila goreng.

Karena disambal, bahan-bahannya tidak terlalu banyak. Siapapun bisa memasaknya, termasuk para jomlo. Upps. Kita hanya butuh sebungkus lema, cabai giling, bawang merah, bawang putih, dan ikan nila. Memasaknya pun tidak perlu waktu lama, kira-kira 20 -30 menit saja.

Kebetulan sekali kita berada di bulan ramadan yang penuh dengan kemuliaan. Sajian gulai lema ikan nila ini bisa kita nikmati saat sahur, maupun saat berbuka puasa. boleh tambahkan lalapan seperti je'ing u'ei ngen pucuk gedangĀ (jengkol muda dan pucuk pepaya).

Hebatnya, jika gulai asli Tanah Rejang ini disantap saat sahur, mata kita akan melek dan bahkan berkeringat karena nuansa asam pedas yang begitu terasa di lidah. Jadi, kita tidak akan tidur lagi, sampailah azan Subuh tiba. Hahaha

Sudah, ya. Langsung saja kita simak video di atas.

Tetap semangat berpuasa, dan semoga ibadah kita diterima oleh Allah. Aamiin

Salam.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun