Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com
Ayo Berolahraga, Aku Ingin Dengar Suara "Kertak-kertuk" dari Badanmu!
Ayo, yang nomor absennya sama dengan tanggal hari ini, silakan hitung!
“1...2...3...1”
“1...2...3...2”
“1...2...3...3”
“1...2...3...4... dst”
Sudah dua bulan lebih saya tak mendengar lagi hitung-hitungan pemanasan olahraga yang seperti ini. Biasanya hampir setiap pagi anak-anak SD mengeraskan suaranya sembari mencuri perhatian saya yang berjalan perlahan menuju masuk kelas.
Kadang, saat memulai pemanasan mereka sering teriak “kertak-kertuk” untuk menghibur kami para guru. Entah menghibur, mau menunjukkan dahan pohon yang patah, atau malah menyindir si pemilik tulang-tulang yang mulai rapuh, tidak tahu juga, sih! Upps
Ya, anak SD sukanya memang begitu. Kalo gak cari perhatian, ya maunya diperhatikan. Ujung-ujungnya mereka bersahut keras “kebilo belaja lagi, Pak!”
Tapi, itu cerita di sekolah yang sekarang belum mampu terulang lagi. Mungkin esok, lusa, dan semoga saja secepatnya. Kita selalu berusaha dan mencurahkan doa agar pandemi Covid-19 ini berlalu.
Banyak mimpi dan khayalan kebersamaan yang sudah lama tersimpan dalam dompet pikiran, namun belum mampu dibelanjakan ke nuansa keramaian. Semuanya masih ditabung sembari menunggu tanggal cantik sesuai kehendak dan ridho-Nya.
Lalu, apakah yang perlu kita lakukan sembari menanti tanggal cantik itu tiba? Berdoa, sudah dan terus dilantunkan tanpa putus. Bekerja, masih diupayakan. Dan kembali lagi kepada hitung-hitungan pemanasan tadi, ternyata kita rindu dengan suara “kertak-kertuk” badan.
Terang saja, dengan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk beraktivitas di rumah, sangat memungkinkan bahwa porsi rebahan juga akan bertambah. Lebih lagi saat ini kita sedang menjalankan ibadah puasa, kalau kebanyakan rebahan badan kita bisa-bisa jadi kaku.
Maka dari itulah, kita dan khususnya saya bersama keluarga di rumah mulai membiasakan diri untuk sering-sering menggerakkan badan. Tidak jauh-jauh, demi keselamatan kami hanya memulainya dari halaman dan area samping rumah.
Mulai dari pagi hari, sebenarnya pada bulan puasa di tahun-tahun sebelumnya saya suka ikut maraton bersama teman-teman, kemudian dilanjutkan dengan main basket di lapangan SMA yang tidak jauh dari rumah. Kebiasaan ini, malahan sudah saya mulai sejak SMP.