Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/
Ramadan Memuasakan Mata dan Jiwa dari Pandangan yang Melenakan
Godaan laki-laki yang sangat berat, adalah melalui pandangan matanya. Betapa mudah laki-laki tergoda oleh pandangan mata. Melihat mereka yang bening menggoda --baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Saat itu, dirinya mudah terpedaya.
"Terkadang," ujar Ibnu Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir, "seorang laki-laki melihat seorang perempuan yang tampak lebih cantik dari istrinya. Dalam benaknya, yang muncul hanya hal-hal yang indah dan menarik dari perempuan itu. Pikirannya hanya berisi sisi-sisi baik perempuan itu. Lalu ia pun berusaha menikahinya".
"Jika keinginannya itu tercapai, perempuan itu telah menjadi istrinya, ia pun mulai melihat kekurangan yang selama ini tidak tampak dan tak pernah terpikirkan. Ia pun kemudian merasa bosan. Ada penyesalan dalam dirinya," lanjutnya.
"Ternyata istri kedua ini kurang bagus agamanya, atau cintanya jauh dari sempurna, atau kurang bisa mengurus rumah tangga. Sehingga keindahan yang tadinya dibayangkan tenggelam oleh kekurangan yang kini tampak nyata," lanjutnya.
"Karena itu, seyogyanya laki-laki berakal selalu berkonsentrasi pada istrinya saja. Ia mengajak dan memfasilitasi istri untuk mempercantik diri. Setelah itu pejamkan mata dari mencari-cari kekurangannya. Insya Allah hatinya tenteram," tambah Ibnu Jauzi.
Kembali Kepada Keluarga
Membandingkan (tanpakeadilan) adalah perbuatan yang sangat menyakitkan bagi pasangan. Melihat selebgram yang bening, dibandingkan dengan istri di rumah yang kusam. Betapa tidak adilnya. Mereka yang tampak bening, adalah karena perawatan. Mereka yang kusam, adalah karena tak ada perawatan.
Bagaimana membandingkan mereka yang terawat, dengan yang tidak terawat? Bagaimana membandingkan mereka yang dibiayai, dengan yang tidak dibiayai? Tentu saja tidak adil sama sekali.
Semua yang dirawat, akan indah bersemi. Semua yang ditelantarkan, akan layu dan mati. Rumus ini tak akan berubah sampai akhir zaman nanti. Tinggal memilih saja, apakah akan merawat dengan kesungguhan hati, atau menelantarkan dengan ketegaan diri. Hasilnya sudah pasti.
Maka jika di luar sana Anda melihat perempuan yang tampak indah bersemi, jangan Anda bandingkan dengan istri. Karena keduanya tidak untuk dibandingkan. Yang di luar sana, adalah perempuan yang tak halal bagi Anda. Sedang yang di rumah, adalah perempuan yang halal bagi Anda. Bagaimana Anda membandingkan keduanya?