Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/
Toxic Marriage, Sulit Membangun Kepercayaan kepada Pasangan
"A toxic marriage is a chronic condition characterized by ongoing unhealthy mental, physical, and emotional issues that are unresolved and fester into even bigger problems" --Jason Crowley, 2022.
Semenjak diputar film Layangan Putus, konon banyak istri yang curiga berlebihan kepada suami. Mereka khawatir para suami memiliki "Lydia" di luar sana, sementara dirinya dijadikan "Kinan" oleh "Aris". Rupanya membangun kepercayaan dalam kehidupan pernikahan bukanlah perkara mudah.
Kecurigaan berlebihan adalah racun dalam pernikahan. Kehidupan rumah tangga tidak ada kenyamanan dan ketenteraman jika muncul saling curiga dan saling tidak percaya. Kewaspadaan dan saling menjaga sangatlah penting, namun jangan sampai berubah menjadi curiga yang tak ada ujungnya.
Sebagaimana diungkapkan oleh Jason Crowley (2022), pernikahan beracun adalah kondisi kronis yang ditandai dengan masalah mental, fisik, dan emosional yang tidak sehat dan berkelanjutan, yang tidak bisa terselesaikan dan cenderung berkembang menjadi masalah yang lebih besar.
"A toxic marriage is a lot like being overdrawn on an emotional bank account. You're in trouble. You may even be aware you're in trouble. But you're crippled by negative feelings or you feel smothered without any way to break the cycle you're in" --Jason Crowley, 2022.
Dalam pernikahan yang toxic, menurut Crowley, Anda bahkan sadar bahwa Anda sedang dalam masalah. Tetapi Anda dilumpuhkan oleh perasaan negatif atau Anda merasa terjebak dalam kesulitan tanpa mengetahui cara untuk memutus siklus masalah yang sedang Anda alami. Crowley menggambarkan kondisinya seperti "terserap ke rekening bank emosi", sehingga makin lama makin banyak tabungan emosinya.
Salah satu ciri pernikahan yang toxic adalah sulit membangun kepercayaan kepada pasangan. Suami dan istri saling tidak percaya dan saling curiga secara berlebihan dan membabi buta. Tak ada kenyamanan dan ketenangan dalam rumah tangga karena keduanya saling menyimpan ketidakpecrcayaan.
Upaya Membangun Kepercayaan
Yang harus dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab adalah berusaha membangun kepercayaan kepada pasangan. Kepercayaan bukanlah hal yang bisamuncul dengan tiba-tiba. Ia memerlukan alasan sekaligus pembuktian. Harus ada alasan yang kuat mengapa suami bisa mempercayai istri, dan mengapa istri bisa mempercayai suami. Juga harus ada pembuktian bahwa suami dan istri memang layak dipercaya oleh pasangannya.
Hendaknya suami dan istri melakukan usaha yang sifatnya individual --dilakukan oleh masing-masing individu; maupun usaha bersama untuk saling menguatkan kepercayaan. Usaha pertama, menjadi tanggung jawab masing-masing dari suami dan istri secara individual. Sedangkan usaha kedua, menjadi tanggung jawab bersama.