Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Konsultan

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Syawal, Enam Hari Puasa Bersama Keluarga

8 Mei 2022   18:38 Diperbarui: 8 Mei 2022   18:39 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengondisikan Keluarga

Pada saat Ramadan, kita semua menunaikan puasa dan ibadah lainnya. Dalam satu keluarga, semua bangun untuk makan sahur. Bahkan anak-anak yang masih kecilsudah kita biasakan ikut bangun menikmati sahur. Kemudian melakukan pasa disiang hari bersama-sama. Tak ada yang makan dan minum di siang hari Ramadan.

Kebersamaan seperti inilah yang menyebabkan kita merasa nyaman dan ringan dalam menjalankan puasa Ramadan. Maka untuk menjalankan puasa sunah di bulan Syawal, kita bisa mengondisikan untuk menunaikan pada hari yang sama. Bisa diagendakan agar bisa bangun bersama untuk menikmati sahur, serta buka puasa Syawal bersama-sama. Hal ini membuat puasa Syawal terasa lebih ringan dikerjakan.

Berbeda jika suami, istri dan anak-anak melakukannya sendiri-sendiri. Mereka bangun sahur sendiri, menjalankan puasa sendiri --di saat semua anggota keluarga makan dan minum di siang hari Syawal, tentu akan terasa lebih berat. Lebih nyaman jika membuat jadwal pelaksanaan puasa Syawal.

Dalam menjalankan puasa enam hari di bulan Syawal, boleh dilakukan secara berturutan, boleh juga secara terpisah. Misalnya, dimulai tanggal 2 sampai 7 Syawal; atau dimulai tanggal 20 sampai 26 Syawal; atau pilihan waktu lainnya. Ini yang disebut pelaksanaan secara at-tatabu', yaitu berturut-turut.

Boleh juga dikerjakan secara tidak berturutan, sepanjang masih di bulan Syawal. Misalnya tanggal 3, 8, 19, 21, 26 dan 29 Syawal. Atau waktu yang sesuai kondisi dan situasi keluarga. Lebih ringan rasanya jika dikerjakan secara bersama dalam satu keluarga.

Usai Ramadan, mari lanjutkan dengan berbagai amal kebaikan lainnya. Ajak keluarga menikmati hadiah Allah di bulan Syawal.

Bahan Bacaan

Muhammad Abduh Tuasikal, www.rumaysho.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun