Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Konsultan

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Belajar Hidup Damai dan Bahagia dari Salamah bin Dinar

24 Maret 2023   06:12 Diperbarui: 24 Maret 2023   06:22 3944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Wahai Abu Hazim, tidakkah engkau tahu bahwa harga barang semakin mahal?"

SBD menjawab,

"Apa yang membuat kalian resah dengan hal itu? Sesungguhnya Dzat yang memberi rezeki kepada kita di saat harga murah, Dia juga yang akan memberi rezeki kepada kita di saat harga mahal".

Dialog di atas dinukil dari kitab Hilyatul Auliya (3/239). Menggambarkan sikap dan pandangan hidup SBD yang sangat jernih.

Realitasnya, harga-harga barang merupakan permainan para tengkulak dan para kapitalis global. Harga beras bukan dalam kendali petani. Harga daging ayam bukan dalam kendali peternak. Bukan pula dalam kendali pembeli.

Kita harus berjuang secara sistematis untuk melawan dominasi para kapitalis yang memainkan harga sesuka hati. Di saat yang sama, jangan sampai dibuat stres dan gelisah oleh permainan mereka.

Kita mendapatkan pelajaran berharga dari cara pandang SBD. Ia tidak dibuat stres dan gelisah oleh karena perubahan harga barang. Karena ia memiliki Allah yang akan memberikan rezeki di saat harga barang-barang sedang murah maupun di saat harga-harga sedang mahal.

Hidup kita akan tenang dan damai ketika bersandar kepada Dzat yang Mahakuat. Hidup kita akan selalu gelisah jika selalu terkait dengan harta benda duniawi.

Tentu kita harus terus berjuang secara sistemis untuk melawan dominasi para kapitalis. Namun disertai hati yang penuh tawakal dan bergantung kepada Allah semata. Bukan kepada manusia maupun benda-benda yang tak bisa kita kendalikan harganya.

Bahan Bacaan

Abdurrahman Ra'at Basya, Mereka adalah Para Tabi'in, At-Tibyan, 2009

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun