Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/
Belajar Memahami Makna "Sedikit" dari Ibnu Sammak
Kisah Ramadan -- 3
Salah satu kecenderungan manusia adalah mengumpulkan banyak harta. Mereka berlomba-lomba dan bermegah-megahan dengan banyaknya harta, sebagaimana peringatan Al-Qur'an,
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur" (QS. At-Takatsur: 1-2).
Padahal, apa yang mereka anggap banyak itu, sebenarnya sedikit. Ketika mereka berhasil mengumpukan kekayaan yang melimpah ruah, lalu mereka merasa sudah memiliki banyak harta, sebenarnya itu hanya sedikit.
"Dunia seluruhnya itu hanya sedikit", ujar Ibnu Sammak, seorang ulama hadits Irak (wafat 344 H). Jadi, seandainya manusia berhasil mendapatkan semua kekayaan yang ada di muka bumi ini, sebenarnya hanya sedikit.
Padahal tak ada manusia yang bisa mendapatkan semua kekayaan yang ada di muka bumi. Mereka hanya mendapatkan sebagian saja, itupun dengan jalan yang berliku dan susah payah. Jika dunia seluruhnya itu sedikit, kalau hanya mendapatkan sebagian saja, berarti lebih sedikit lagi.
Ibnu Sammak berkata,
"Dunia itu seluruhnya sedikit. Dan yang masih tersisa darinya sedikit. Bagianmu dari sisa itu juga sedikit. Dan tidak tersisa dari bagianmu yang sedikit itu melainkan sedikit. Engkau sekarang berada di negeri kesabaran. Besok, engkau akan berada di negeri jaza' (pembalasan). Maka belilah dirimu (dengan melakukan amalan shalih), semoga engkau selamat" (Siyar A'lam An-Nubala', 8/330).
Nama lengkapnya adalah Abu 'Amr 'Utsman bin Ahmad Al-Baghdadi Al-Daqaq, lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Sammak. Beliau adalah seorang ulama besar yang diakui kedalaman ilmuannya. Sikap hidupnya sangat berhati-hati terhadap dunia.
"Dunia itu seluruhnya sedikit", ujar Ibnu Sammak mengingatkan kita. Manusia sejak generasi pertama sampai dengan hari ini telah menikmati kekayaan dunia. Maka yang ada sekarang ini tinggal sisa saja.