Sungkowo
Sungkowo Guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Zakat Fitrah, Ruang Menguatkan Rasa Bersyukur bagi Siswa

5 April 2024   00:49 Diperbarui: 5 April 2024   16:04 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zakat Fitrah, Ruang Menguatkan Rasa Bersyukur bagi Siswa
Ilustrasi 1: Kepala sekolah (ketiga dari kiri) bersama GTK setelah membagikan zakat kepada siswa penerima zakat, 4/4/2024. (Dokumentasi pribadi)

Rasa bersyukur pada zaman sekarang tak mudah dijumpai. Sering orang selalu ingin lebih dari yang sudah ada. Yang sudah ada masih dianggap kurang. Rasa syukur akhirnya jauh dari rengkuh.

Padahal, rasa syukur menuntun orang menjalani hidup lebih nyaman. Karena, tak mengejar yang tak bagiannya. Rasa bersyukur menerima yang sudah ada. Jadi, tak mengada-ada.

Yang ada (itu) yang disyukuri. Apa adanya. Dinikmati. Sehingga, relasi antar sesama baik-baik saja. Bahkan, aman-aman saja sekalipun berada dalam relasi dengan banyak orang.

Nilai-nilai itu yang pada setiap akhir Ramadan selalu ditanamkan oleh sekolah terhadap siswa. Sekurang-kurangnya melalui aktivitas berzakat. Bahkan, lebih-lebih yang menerima zakat. Keduanya, semestinya, sama-sama dapat menghayati rasa bersyukur.

Maka, di sekolah tempat saya mengabdi pun melakukannya. Anak-anak diberi ruang untuk dapat menghayati rasa bersyukur melalui berzakat dan menerima zakat. Aktivitas mulia ini dikoordinasi oleh organisasi siswa intra sekolah (OSIS).

Tentu saja di sekolah-sekolah yang lain juga melakukannya. Di sekolah-sekolah negeri dan sekolah-sekolah swasta yang berlatar belakang agama Islam, sudah pasti melakukannya.

Sebab, tentang menguatkan rasa bersyukur terhadap diri siswa merupakan kebutuhan semua sekolah. Siswa yang beragama Islam, seperti sudah disebutkan di atas, dapat melakukannya melalui zakat pada momen Ramadan, zakat fitrah.

Sementara itu, siswa yang beragama nonmuslim dapat melakukannya melalui aktivitas keagamaannya masing-masing. Misalnya, pada hari-hari besar keagamaan mereka.

Di sekolah tempat saya mengajar, zakat fitrah (yang selanjutnya disebut zakat) yang berasal dari siswa dikelola oleh siswa, yaitu Pengurus OSIS. Hanya, memang, pelaksanaannya diadakan petugas piket. Agar, tak semua pengurus OSIS mengelola dalam satu hari tertentu.

Ilustrasi 2: Pengurus OSIS membagikan zakat kepada siswa penerima zakat, 4/4/2024. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 2: Pengurus OSIS membagikan zakat kepada siswa penerima zakat, 4/4/2024. (Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun