Sungkowo
Sungkowo Guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Halalbihalal ke Rumah Guru, Cara Siswa Memaknai Lebaran

15 April 2024   10:44 Diperbarui: 16 April 2024   02:46 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halalbihalal ke Rumah Guru, Cara Siswa Memaknai Lebaran
Ilustrasi 1: Siswa halalbihalal di rumah guru yang berbeda keyakinan pada lebaran 2024. (Dokumentasi pribadi)

Siswa memiliki energi batin yang sangat kuat pada masa lebaran, khususnya terhadap guru. Betapa tidak, sekalipun sekolah sudah mewartakan bahwa saat masuk pertama sekolah, sehabis libur lebaran, ada halalbihalal di sekolah dengan guru, mereka tetap saja berbondong-bondong ke rumah guru pada masa lebaran.

Fenomena menarik seperti ini sudah sangat lama berlangsung. Ini sebuah budaya turun-temurun. Angkatan terbaru mengikuti kebiasaan angkatan sebelumnya. Pun demikian angkatan sebelumnya meneruskan kebiasaan angkatan sebelumnya lagi.

Begitu dan begitu seterusnya. Hingga pada masa kini, siswa yang tumbuh kembang di tengah lingkungan yang seolah relasi antarsesama sudah terpenuhi melalui perangkat teknologi, yaitu gawai, tetap saja mereka memiliki energi batin yang sangat kuat bersilaturahmi langsung dengan gurunya.

Saya pernah mengalaminya sendiri. Sekalipun saya berkeyakinan berbeda. Dan, mereka sudah mengetahui tentang perbedaan ini.

Juga, hal yang sama dialami oleh rekan guru yang satu keyakinan dengan saya, yang berarti berbeda dengan keyakinan mereka. Ini fenomena yang sangat bermakna dalam mengikat kebersamaan sekalipun berbeda.

Dan, sudah pasti mereka melakukan yang sama terhadap guru yang satu keyakinan dengan mereka. Seperti umumnya mereka bersama dengan  orangtuanya melakukannya di tempat tinggal mereka. Yaitu, halalbihalal  ke kerabat dan tetangga satu keyakinan.

Pada masa lebaran ini, mereka halalbihalal dengan guru-guru yang setiap hari saat mereka sekolah dapat dijumpainya. Tak membedakan satu dan yang lain.

Intinya, sebagian guru didatangi, baik yang mengajarnya maupun yang tidak. Bahkan, baik yang satu keyakinan dengannya maupun tidak. Tentu saja yang terjangkau oleh mereka. Sebab, ada juga guru yang tempat tinggalnya jauh, bahkan di luar daerah.

Saya memiliki keyakinan besar bahwa hal yang dilakukan oleh siswa kami, sangat mungkin dilakukan oleh siswa di sekolah lain. Karena, hal seperti ini sangat cepat menginspirasi.

Siswa sekolah mana yang lebih dulu melakukan dan siswa sekolah mana yang melakukan di kemudiannya tak diketahui persis. Tapi, baik yang lebih dulu melakukan maupun melakukan di kemudiannya, sama-sama telah memaknai lebaran dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun