Pandu Pratama Putra
Pandu Pratama Putra Penulis

Sekarang bekerja sebagai seorang Widyabasa Ahli Pertama. Memiliki kegemaran dalam bidang kepenulisan dan kesastraan. Sangat antusias terhadap teknologi dan game.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Pengalaman Pertama Berpuasa dengan Maag

27 Maret 2023   04:00 Diperbarui: 1 April 2023   00:32 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengalaman Pertama Berpuasa dengan Maag
ilustrasi merasa sakit maag. (sumber: SHUTTERSTOCK/POP TIKA via kompas.com)

Kalau soal makanan pedas saya tidak pakai kata tidak. Saking cintanya saya dengan makanan pedas, saya selalu menambahkan cabai pada bakso sebagai makanan kesukaan saya sebanyak kira-kira 2-3 sendok teh dengan gundukan yang tinggi. 

Saking cintanya saya dengan makanan pedas, saya selalu memesan seblak atau makanan pedas lainnya di setiap kota yang saya datangi ketika sedang bertugas. 

Malah saya dengan makanan pedas, saya selalu merasa Bon Cabe level MAX tidak max-max banget. Sampai pada seminggu sebelum mulai berpuasa ulu hati saya diserang sakit yang cukup luar biasa. 

Bahkan sakit ini menembus hingga ke bagian punggung. Biasanya rasa sakit di ulu hati memang kerap kali datang. Namun rasa sakit yang dihasilkan masih bisa saya toleransi. Tapi saat itu saya merasa tidak bisa toleransi lagi.

Besoknya saya memutuskan untuk pergi ke klinik tempat biasa saya berobat dengan keluarga. Dokter bertanya dan diletakkannya stetoskop ke bagian perut. 

Tidak pakai lama si dokter sudah tahu bahwa lambung saya sedang tidak baik-baik saja. Katanya lambung saya bekerja sangat hebat. 

Dia mencoba mengulik ke saya beberapa hal yang bisa jadi biang keladi penyakit itu saya alami. Dokter memastikan bahwa kebiasaan makan pedas sayalah yang menjadi bintangnya.

Saya diresepkan obat-obatan untuk meredakan sakit yang saya alami namun katanya yang bisa menyembuhkan usus yang luka karena makanan pedas adalah tidak makan-makanan pedas lagi. 

Setelah itu saya "iya"-kan pesan dokter tersebut tapi kenakalan saya terjadi bahkan selepas pulang dari dokter. Saya membeli cemilan dan meminta sedikit saja sambal untuk menimbulkan rasa. 

Tapi ternyata perut saya benar-benar tidak bisa terima. Sakitnya datang kembali dan juga sama hebatnya dengan sehari sebelum ke dokter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun