Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Penulis

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sejarah di Kampung Halaman

19 April 2023   17:10 Diperbarui: 19 April 2023   17:13 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah di Kampung Halaman
Dokpri_Tiba di bandara YIA

Perjalanan kali ini sangat membahagiakan, saya dapat menikmati berbagai keindahan alam, kuliner, dan sejarah di kampung halaman. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan dan membuat saya semakin mencintai Indonesia.

Setelah beberapa hari berada di Yogyakarta, saatnya bagi saya untuk kembali ke Balikpapan melalui bandara YIA Kulon Progo. Meskipun sedih meninggalkan kampung halaman, namun perjalanan kali ini memberikan banyak kenangan yang tak terlupakan.

Dokpri_pulang kampung
Dokpri_pulang kampung

Sebelum meninggalkan Yogyakarta, saya juga memutuskan untuk mengunjungi Yogyakarta Palace atau Kraton Yogyakarta, sebuah istana yang menjadi tempat tinggal sultan Yogyakarta. Di dalam Kraton, saya dapat melihat banyak koleksi barang-barang bersejarah seperti pakaian dan peralatan yang digunakan oleh keluarga kerajaan.

Tak lupa, sebelum menuju bandara YIA, saya juga mampir ke Pasar Beringharjo, pasar tradisional yang menjadi ikon kota Yogyakarta. Di sana, saya dapat membeli berbagai macam barang kerajinan tangan dan souvenir khas Yogyakarta.

Perjalanan pulang yang melewati bandara YIA Kulon Progo juga tidak kalah menarik. Saya dapat melihat keindahan alam perbukitan dan hutan di sepanjang perjalanan, yang membuat perjalanan pulang menjadi lebih menyenangkan.

Sejarah dan keindahan alam Yogyakarta memang tak pernah habis untuk dieksplorasi. Bagi saya, liburan kali ini memberikan pengalaman yang sangat berharga, tidak hanya dari segi wisata dan kuliner, namun juga dari sisi sejarah dan budaya. Saya sangat merekomendasikan Yogyakarta sebagai destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan Indonesia.

Kembali ke Balikpapan, saya merasa sangat bersyukur telah memiliki kesempatan untuk mengunjungi kampung halaman dan mengeksplorasi berbagai tempat menarik di Yogyakarta. Selain itu, saya juga dapat bertemu dengan teman-teman lama dan merayakan hari raya bersama keluarga di kampung halaman.

Perjalanan ini juga memberikan banyak pelajaran bagi saya tentang sejarah dan budaya Indonesia, terutama di daerah Yogyakarta yang memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kerajaan di Indonesia. Saya belajar tentang budaya Jawa, seperti kebiasaan-kebiasaan dalam upacara adat, seni tari dan musik gamelan, serta kuliner khas daerah tersebut.

Dari sisi alam, saya juga mengagumi keindahan pantai-pantai di selatan Yogyakarta seperti Pantai Jetis dan Pantai Parangtritis yang memiliki panorama pantai yang menakjubkan. Selain itu, saya juga menyempatkan diri untuk mengunjungi Candi Borobudur yang menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO.

Dalam perjalanan ini, saya merasakan betapa pentingnya untuk mengetahui dan menghargai sejarah dan budaya Indonesia. Dengan mengeksplorasi tempat-tempat bersejarah dan menikmati keindahan alam, kita dapat memperluas wawasan dan memahami betapa kaya dan beragamnya budaya di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun