bahrul ulum
bahrul ulum Freelancer

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sarung, Identitas Muslim Indonesia

14 Mei 2020   14:59 Diperbarui: 14 Mei 2020   15:22 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarung, Identitas Muslim Indonesia
Sarung (Dok radiosuarakudus.com)

Pakai sarung, Indonesia binget gitu lho, selain jadi identitas bagi muslim nusantara, mereka yang memakainya merasakan nyaman dan membikin rasa percaya diri, karena ada perubahan sikap bagi siapapun yang pakai sarung.

Apalagi kalau ada dipakai saat kerja kantor seperti halnya di Kabupaten Pekalongan, diminta ASN menggunakan baju muslim dan sarungan batik, sehingga mencerikan dan sebagai ajang promosi batik pekalongan sebagai icon daerahnya sekaligus membangkitkan ekonomi lokal. 

Sarung selain mudah belinya, juga harganya terjangkau, rata-rata orang muslim di almarinya menyimpan antara 3-5 sarung, terkadang juga lebih. Apalagi kalau sudah jelang lebaran, THR saja pakai sarung. Sebut saja aziz, dirinya kalau sudah di rumah lebih nyaman pakai sarung daripada celana panjang. 

Dokpri
Dokpri
Bahkan mereka yang menjalankan umroh, atau berangkat haji, maka sarung menjadi barang bawaan utama, selain dipakai sebagai identitas muslim Indonesia, sarung juga mudah untuk dipakai dan dijemur. 

Sarung yang banyak dimiliki rata-rata di bawah Rp 150rb, soalnya kalau pakai kelas BHS atau samarinda harganya lumayan mahal, walaupun ikutnya sarung berkelas. 

Bagi santri memakai sarung ibarat kebutuhan primer, rusak dikit aja minta di ganti, asal betah saja, orangtua akan membelikannya, apalagi sarung sebagai akan dipakai untuk sholat, dan mengaji. Santri salaf ya cirinya pakai sarung. 

Pernah suatu cerita, teman saya seumur-umur baru pakai celana, pada saat mau ikut pelatihan pembimbing manasik haji profesional, karena pertemuan harus pakai seragam khusus dan bercelana, maka apa boleh buat, parakyai harus beli celana hitam baru, sepatu baru, dan sepatu olahraga baru, training baru. Tapi saat saya tanya kenapa senang pakai sarung, karena kepenak mas, jadi rasane plong, kakinya bisa bebas dan saat duduk juga bisa sambil sila.

Identitas sarung dipakai bagi siaapun yang memperinhati hari santri nasional, sehingga orang yang pakai sarung akan merasakan perbedaan disaat hari santri tersebut. Sarung putri juga sudah banyak, bagi mereka yang ngaji khafidz quran ya suka pakai sarung. Bagi santri putra akan semakin percaya diri kalau pakai sarung. 

Ustad ngaji ya pakai sarung, ustad yang ngaji masih pakai celana panjang, berarti ustad yang sudah modern. Jangan malu pakai sarung karena sarung ciri khas muslim Indonesia. 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun