Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)
Ngaji Ramadhan sebagai Bentuk Khidmah kepada Ahli Ilmu
Cara berhidmah kepada ahli ilmu adalah mendatangi majlis ilmu, seperti yang dilakukan oleh warga Brebes dengan mengaji jiping (ngaji kuping) mereka datang tanpa diundang, namun mereka haus ilmu, terlebih banyak nasehat yang disampaikan oleh ulama sebagai penerus ilmune nabi.
Sedikit demi sedikit datang di majlis ilmu tersebut, ada yang membawa kitab, ada yang mencatat dalam buku, ada yang mencatat dalam dunia tulis menulis. Kenikmatan yang diberikan kita terkadang lupa, saat kita sakit baru kita merasakan bahwa sehat itu mahal, sama halnya dengan saat kita tercukupi kebutuhannya, lalu dicoba oleh Allah dengan sedikit susah, ternyata baru merasakannya bahwa kenikmatan itu luar biasa.
Kenikmatan diberikan sehat, bisa merasakan rasa makanan dan bisa tidur dengan nyenyak itu adalah bagian dari nikmat yang sudah diberikan kepada Allah. Oleh karena itu jangan sampai kita menjauh dengan gusti Allah, kalau bisa selalu mendekat kepada maha pencipta bumi dan langit ini.
Para santri yang sudah menempuh belajar di pesantren juga memanfaatkan momentum ramadhan sebagai penambah ilmu, karena disetiap pesantren ada pengajian kilatan kitab, dimana masing-masing santri akan mengakses informasi di pondok-pondok besar di Nusantara ini yang mengadakan pengajian kilatan kitab.
Disamping ilmunya bertambah, juga menambah guru ngaji dan persahabatan antar santri, tadinya tidak kenal menjadi pertemanan dan kenal. Mereka yang ingin mencarinilmu ya harus belajar, ketika seseorang mau belajar maka ilmu yang didapat akan menjadi penerang dan pembeda antara yang berilmu dan tidak berilmu. Ganjaran orang yang belajar di majlis ilmu itu lebih banyak ganjarannya dibandingkan sholat sunnah.