Hati-hati dalam Perjalanan Mudik
Ramadan 1444 H sebentar lagi rasanya akan pamit dari sambutan kita. Semoga dengan begitu kita bisa memaksimalkan ibadah untuk malam-malam terakhir Ramadan ini. Memanfaatkan waktu dengan sebaiknya untuk bisa menyempatkan momen akan berkumpulnya keluarga merasakan kemenangan atas perjuangan besar ini.
Untuk menanggapi hal ini, dalam tantangan samber thr Kompasiana kali ini temanya adalah mudik gratis, aman dan nyaman. Baiklah aku akan merangkum atau menceritakannya dalam tulisan ini sesuai dengan tema di atas.
Sebenarnya aku sendiri kurang paham atau kurang pengalaman terkait dengan mudik ini. Mudik oleh KBBI diartikan dengan istilah pulang kampung. Sedangkan menurut Wikipedia; mudik adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia menjadi tradisi tiap tahun yang selalu ada menjelang hari raya besar keagamaan, yang paling disorot yakni saat menjelang hari raya Idulfitri. Berita di tv tak henti-hentinya mengabarkan tentang arus mudik ini.
Kenapa di atas kukatakan demikian, ya karena aku sendiri mainnya hanya di daerah saja. Tahun kemarin adalah pertama kali aku pergi ke luar daerah, perginya sendiri. Dari Gorontalo pergi merantau ke Jawa. 6 bulan lebih lah aku di sana itu, udah gak tahan akhirnya minta pulang. Mampus kan sok sok an pada mau main jauh dari daerah. Namun kemarin itu pas bulan puasa sampai hari raya Idulfiti aku belum juga pulang, jadi aku gak ngerasain tuh gimana suasana mudik menjelang hari raya Idulfitri ini. Pulangnya nanti menjelang hari raya kurban. Itu pun masih 10 hari sebelumnya.
Jadi mau dibilang gratis, ya mendekati karena pada dikasih uang sama om. Meski begitu ya gak cukuplah buat tiket. Tapi untunglah sudah diantarin sampai bandara. Mana oleh-oleh dari bude juga banyak benar, sampai penuh ini di tangan.
Terus dibilang aman, ya aman kan diantar sama om ke bandaranya. Sampai di dalam pesawat apalagi pada ketemu pasti sama orang-orang yang mau ke daerah juga, ngobrol tuh segala rupa sampai minta tolong bawain barang soalnya pada kelebihan untuk urusan kekuatan.
Dibilang nyaman, lumayan lah ya. Karena di mobilnya om hingga di pesawat. Aku sempatnya juga tidur. Hingga tiba di kampung halaman tercinta pada dijemput mama sampai di dalam, kan sebenarnya gak bisa ya kalau nunggu di dalam, harus di luar, ini ditrobos dong sama mama, gila sih. Satpam sampai gak bisa berkata apa-apa.
Mantap, hingga dalam hati aku berkata cukup, ini pertama dan terakhir kalinya aku keluar, selebihnya aku ingin menghirup udara dan bermain di atas tanah tempat di mana aku lahir ini lebih lama lagi. Aku kapok tapi lain hal masih penasaran soal di luar. Semoga kalau diberi kesempatan lagi untuk keluar, pasti aku main ke tempatnya om dan bude lagi.
Demikian tentang mudik gratis, aman dan nyaman versi aku. Semoga para pemudik di luar sana tetap dalam keadaan sehat hingga sampai pada kampung halaman masing-masing. Hati-hati dalam perjalanan.