Pende Lengo
Pende Lengo Mahasiswa

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Cerita Tarawih Ramadan 2024 | Malam 25

5 April 2024   14:56 Diperbarui: 5 April 2024   15:02 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Tarawih Ramadan 2024 | Malam 25
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Assholaatu 'alannabii wassalaamu 'alaar-rosuul
Assyafii'il abthohiir wa Muhammad 'arobii

Alhamdulillah, puasa tinggal menghitung hari lagi di bulan Ramadan. Semoga kita semua senantiasa menjaga iman dan ibadah, agar kelak Allah SWT memberikan kesempatan untuk bertemu dengan Ramadan kembali. 

Aku akan bercerita lagi untuk melanjutkan memenuhi halaman tulisan yang terus membersamai dengan tantangan bercerita lainnya yang sebentar lagi akan berakhir. Cerita yang membuatku heran, kok nama aku belum muncul juga di penerima k-reward bulan kemarin, padahal kalau dilihat dari syarat penerimanya sudah memenuhi semua yang dimaksud. Cerita yang penuh memori agar kemudian bisa diunduh kelak. Cerita Tarawih.

Buru pulang ke rumah di Telaga Biru, nyelesain pekerjaan rumah seperti biasa. Ingat kalau masih harus tulis cerita ini sama cerita tantangan. Udah berusaha cerita cerita tetap jalan, tapi masih juga belum dapat reward. 

Lihat lagi, kategori bulan ini, fiksiana. Mau coba, tapi masih kebanyakan mikir, branding aku masih kurang soalnya. Alhasil diselesaikan dulu tantangan Ramadan bercerita sampai kelar usahakan tidak ada yang telat atau lewat seharinya, biar cerita Tarawih telat gak apa apa, yang penting benaran shalat Tarawih di masjid.

Oke, kali ini aku shalat Tarawih di masjid perum. Imam shalat kali ini aku kurang tahu kalau siapa, irama bacaannya agak beda dari yang biasanya, soalnya. Nanti coba kutanyain lagi. Bilalnya mungkin masih salah satu bocil, yang ternyata bocil itu cucunya bapak takmirul masjid. Jamaahnya semakin berkurang, tapi untungnya mama pada berkesempatan ikut shalat di masjid denganku. 

Sebelah shafku ada oma si Sella. Terus di sebelahnya lagi ada mama si Ana. Mungkin besok besok, jamaahnya tinggal di bagian dalam mungkin, gak ada lagi yang di luar. Maklum pengen lihat pasar senggol sama Tumbilotohe soalnya. Tuh di jalan yang dekat lorongnya si Fadila Yahya ~yang kulewati pas pulang~ udah siap dengan lampu kerlap kerlip menyambut momen Tumbilotohe.

Sekian dulu cerita kali ini. Semoga pembaca budiman masih menyempatkan waktu untuk berkunjung ke halaman tulisan cerita aku. Sehat selalu semua.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun