Wahyudi Iskandar
Wahyudi Iskandar Swasta

twitter: WAHYUDI ISKANDAR facebook: WAHYUDI ISKANDAR googl+: WAHYUDI ISKANDAR Fanpage: WAHYUDI ISKANDAR

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

I'tibar Gurindam 12 Pasal pertama (I)

1 Juni 2018   16:38 Diperbarui: 6 Juni 2018   02:37 1763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum wr wb

Dengan bismillah datang ke majlis

Berpakaian lawa nampaknye indah

Kalimat disusun untuk ditulis

Semoge banyak dapat faedah


Hendak saya banyak berkawan

Supaye dapat banyak kenalan

Harapan saya kepada pembaca budiman

Dapat meresap ape yang ade pade tulisan


Anak-anak bermain gasing

Ramai-ramai bersukaria

Supaya kita dapat bersaing

Membaca jadikan jendela dunia

Gurindam 12 secara sederhana memiliki arti sebagai sebuah puisi, sekumpulan syair yang diciptakam oleh Raja Ali Haji di pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Raja Ali Haji adalah cucu Raja Haji Fisabilillah. Ayah beliau, Raja Ahmad yang bergelar Engku Haji Tua, dikenal sebagal sosok intelektual muslim. Ibu beliau merupakan putri dari Kerajaan Selangor. Tak heran, sejak kecil ia telah mendapatkan pendidikan yang cukup. Kunjungan dari para tokoh dan ulama terkemuka saat itu ke Istana Kerajaan Riau-Lingga juga memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan beliau. Raja Ali Haji juga sempat belajar ke Batavia, Kairo, dan Mekah.

Selain dikenal dengan Raja Ali Haji, beliau mempunyai beberapa sebutan lainnya, diantaranya Raja Ali Al-hajj ibni, Raja Ahmad Al-Hajj ibni, Raja Haji Fisabilillah atau juga Engku Raja Ali ibni, juga Engku Haji Ahmad Riau, serta beberapa nama lainnya.

Raja Ali Haji salah seorang budayawan, sastrawan, ulama, dan ilmuwan Melayu yang sangat terkenal pada abad ke 19. Beliau dilahirkan di Pulau Penyengat pada tahun 1808 dan wafat pada 1873.

Sebagai seorang terpelajar dan sastrawan, beliau banyak menghasilkan karya bermutu. Puluhan karya sastra lahir dari tangan beliau, antara lain Gurindam Dua Belas, Bustanul Katibin, dan Syair Sultan Abdul Muluk. Karya-karya beliau banyak memukau para ahhi bahasa dari dalam dan luar Indonesia hingga kini.

Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional dan Bapak Bahasa Indonesia kepada Raja Ali Haji, tokoh utama perjuangan bahasa Melayu Kepulauan Riau. Anugerah itu diberikan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 089/TK/Tahun 2004,6 November 2004. Plakat Pahlawan Nasional untuk Raja Ali Haji diserahkan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono kepada perwakilan zuriat Raja Ali Haji yaitu Raja Ahmad (Raja Halim) bin Raja Mukhsin di Istana Negara, Jakarta, 11 November 2004.

Dengan anugerah Pahlawan Nasional kepada Raja Ali Haji itu, berarti secara resmi Pemerintah Republik Indonesia atas nama bangsa Indonesia mengakui dan menghargai dua hal. Pertama, Raja Ali Haji merupakan tokoh yang paling berjasa dalam melahirkan bahasa nasional, bahasa Indonesia. Kedua, bahasa Melayu Kepulauan Riau diakui resmi sebagai asal bahasa Indonesia.

Bahasa melayu (sebagai cikal bakal bahasa Indonesia) dikatakan sebagai lingua Franca,karena bahasa melayu adalah bahasa pengantar atau perantara di pulau hindia. Selain itu bahasa melayu memiliki berbagai dialek yang tersebar di seluruh nusantara ini.

Gurindam 12 ditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab 1264 Hijriyah atau 1847 Masehi pada saat usianya 38 tahun. Karya ini terdiri dari 12 pasal dan dikategorikan sebagai Syi`r al-Irsyadi atau puisi didaktik, karena berisikan nasihat dan petunjuk menuju hidup yang diridhai oleh Allah SWT. Dan terdapat pula pelajaran dasar Ilmu Tasawuf. Kalimat yang termaktub didalamnya sarat dengan nuansa ke islaman, mempunyai dua baris dalam serangkap atau beberapa baris dalam serangkap, setiap baris ke baris mempunyai makna dan saling berkesinambungan. Baris pertama disebut syarat yang merupakan suatu pikiran atau peristiwa, sedangkan baris kedua jawab atau keterangan pokok pikiran yang dinyatakan dari ayat pertama atau garis pertama .

Jalan ke pekan membeli baju

Baju dipakai pergi undangan

Mari kita menuntut dan menambah ilmu

Gemar membaca kita galak kan


Simpul tali di ikat kuat

Tali panjang sehasta tangan

Tulisan saya semoga bermanfaat

Salah dan silaf mohon maafkan

Gurindam dua belas pasal yang pertama (I):

Barang siapa tiada memegang agama, Sekali-kali tiada boleh dibilang nama.


Barang siapa mengenal yang empat, Maka ia itulah orang ma'rifat.


Barang siapa mengenal allah, Suruh dan tegahnya tiada yang menyalah.


Barang siapa mengenal diri, Maka telah mengenal akan tuhan yang bahari.


Barang siapa mengenal dunia, Tahulah ia barang yang terpedaya.


Barang siapa mengenal akhirat, Tahulah ia dunia mudarat.

Berikut ini penjabaran makna gurindam 12 pasal yang pertama bait demi bait akan saya terakan untuk pemahaman kita bersama:

  • Gurindam 12 pasal pertama bait pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun