Phadli Harahap
Phadli Harahap Freelancer

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mampu Menahan Lapar tetapi Tidak Tahan Membeli Takjil dan Baju Lebaran

19 Maret 2024   23:44 Diperbarui: 19 Maret 2024   23:48 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mampu Menahan Lapar tetapi Tidak Tahan Membeli Takjil dan Baju Lebaran
Ilustrasi Suasana Tempat Perbelanjaan Menjelang Lebaran. Foto: Koleksi Pribadi

Di bulan penuh Ramadan, urusan menahan lapar atau berpuasa sehari penuh bisa dilakukan dari sahur hingga berbuka. Namun, tidak bisa menahan keinginan untuk membeli makanan berbuka puasa yang kalau dihitung-hitung lumayan menghabiskan uang.

Belum lagi godaan bakal pengeluaran lain yang menanti, seperti belanja bulanan semakin banyak dan tentu saja ingin membeli baju lebaran. Kalau tidak terbiasa mengelola keuangan keluarga, maka tak terasa tabungan lebih cepat habis.

Selama delapan hari berpuasa coba deh hitung, berapa banyak uang yang dihabiskan untuk membeli takjil saja. Apalagi kalau makanan yang dibeli tidak satu jenis ditambah berbagai minuman manis yang menggoda.

Menghabiskan Uang Lebih Lima Puluh Ribu Rupiah Buat Takjil itu Tidak Terasa

Seperti yang terjadi di keluarga saya, kalau dihitung-hitung membeli takjil saja bisa menghabiskan uang lebih dari lima puluh ribu rupiah sehari. Misalnya, beli gorengan, kolak pisang, dan es kelapa masing-masing dua puluh ribu, sudah menghabiskan enam puluh ribu rupiah. Itu untuk hitungan suami, istri dan dua anak.

Padahal kalau diluar bulan puasa tak sebanyak itu menghabiskan uang buat jajan. Paling banter jajan anak yang sekolah dan anak balita empat puluh ribu sehari. Persoalannya pemborosan itu terus diulangi hingga puasa bulan Ramadan ini usai.

Lalu, seiring waktu yang berjalan, lebaran sudah semakin dekat, maka waktu-waktu penuh bahagia buat anak dan istri dimulai yaitu membeli baju lebaran.

Lebaran Didepan Mata Waktunya Dimulai Membeli Baju Baru 

Nah, membeli baju lebaran ini kerap kali tak diatur budget pengeluarannya. Apa saja baju lebaran yang diinginkan, langsung dibeli. Apa kata dunia, kalau lebaran tidak membeli baju yang baru. Enggak punya baju lebaran? Rugi Dong!

Tak terbayangkan kalau tak pintar mengatur uang buat belanja baju lebaran, bisa tekor. Baju buat dua orang anak tidaklah murah, bisa-bisa biayanya melebihi belanja orang dewasa. Belum lagi pernak perniknya, seperti beli sepatu dan sandal baru. Jadilah gaji bulan Maret ini, sepertinya bakal dihabiskan dengan belanja keperluan baju lebaran. Sampai disini apakah mamu menjaga finansial sehat selama Ramadan. Silakan Jawab di dalam hati.

Selebihnya, pengeluaran rutin bulanan perlu dihitung juga. Apakah melebih yang biasa dihabiskan dibulan-bulan sebelumnya atau malah tambah banyak bahkan menjadi dua kali lipat? Kayaknya bakal lebih banyak pengeluaran, karena lihat saja harga beras masih lebih mahal. Belum ada tanda-tanda bakal turun. Oleh karena itu yuk, mari berpikir jangan sampai uang tabungan sampai habis kebablasan.

Tips Menjaga Finansial Sehat Selama Ramadan

Kalau baca-baca diinternet ada beberapa cara agar pengeluaran tidak keterlaluan borosnya. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan:

  • Membuat anggaran dengan menentukan pengeluaran rutin dan non-rutin.
  • Memperhitungkan anggaran untuk makanan, takjil, dan THR.
  • Menyusun daftar belanja dengann Memprioritaskan kebutuhan pokok.
  • Membandingkan harga di beberapa tempat.
  • Menghindari pembelian tak terkira.
  • Selanjutnya, jangan lupa ingat pengeluaran untuk zakat, fidyah, dan sedekah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun