Philip Manurung
Philip Manurung Dosen

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Waspada "Kurang Air" dan "Mabuk Air" Waktu Berbuka

7 Mei 2019   07:29 Diperbarui: 7 Mei 2019   07:37 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada "Kurang Air" dan "Mabuk Air" Waktu Berbuka
Sumber: whitewaternow.com

Umat Muslim saat ini sedang menjalankan puasa fisik sebulan penuh. Karena berkaitan dengan fisik, usaha-usaha untuk mempertahankan metabolisme tubuh harus diprioritaskan. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah cairan tubuh.

Dalam kondisi normal, kita disarankan minum 2 liter air setiap hari untuk mencegah dehidrasi. Selama menjalankan puasa tentu syarat ini tidak dapat dipenuhi. Kebutuhan ini baru bisa dikompensasi setelah berbuka puasa (Iftar).

Pada minggu pertama tubuh biasanya masih cukup kuat untuk mengakomodasi kekurangan cairan. Setelah minggu kedua dan seterusnya efek dari puasa mulai terlihat. Banyak orang mulai merasa lebih cepat letih dan bibir mulai pecah.

Sayangnya, dalam masa-masa seperti itu mereka mulai kurang disiplin dalam minum air. Banyak yang tidak cukup minum ketika berbuka. Beberapa bahkan melewatkan makan Sahur. Tanda kekurangan cairan pun mulai terlihat: urin berwarna kuning gelap.

Untuk itu, beberapa tips ini penting diperhatikan agar gejala dehidrasi tidak mengganggu aktivitas selama bulan Ramadan.

  • Hindari makan makanan yang asin, terlalu manis, atau gorengan ketika Sahur karena akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan air selama menjalankan puasa.
  • Minum setidaknya 8 gelas air selama waktu yang diizinkan. Disarankan dua gelas ketika berbuka, dan selanjutnya 1 gelas setiap jam sampai tidur. Jangan lupa banyak minum air ketika Sahur.
  • Pertahankan waktu tidur yang cukup dan teratur setiap hari. Kurang tidur atau tidur yang tidak teratur memicu perubahan regulasi cairan dalam tubuh.
  • Banyak makan buah dan sayur yang kaya dengan air. Menu yang disarankan seperti salad ketika berbuka dan buah sebagai penutup.
  • Lebih baik minum jus segar daripada jus dalam kemasan yang telah ditambah pemanis buatan.
  • Pertimbangkan berbuka dengan sup karena cepat menolong mengembalikan cairan tubuh.
  • Puaskan keinginan minum kopi dua jam setelah selesai makan besar Iftar, atau pada waktu makan Sahur.

Pemuasa awal mungkin tergoda untuk banyak minum air segera setelah bunyi adzan, terlebih anak-anak remaja. Beberapa remaja mengadakan kompetisi kecil minum air paling banyak. Ini berbahaya.

Meskipun jarang terjadi, minum air berliter-liter dalam waktu singkat dapat memicu kondisi yang disebut hiponatremia. Orang-orang menyebutnya "mabuk air". Sebabnya, molaritas garam (natrium) dalam darah mendadak turun terlalu rendah.

Salah satu fungsi natrium adalah menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di sekitar sel-sel tubuh. Minum air terlalu banyak menyebabkan ketidakseimbangan sehingga cairan merembes memasuki sel-sel tubuh dan membuatnya membengkak. Pembengkakan cairan dalam otak secara tiba-tiba bisa berakibat fatal.

Tanda-tanda awal hiponatremia mirip seperti dehidrasi dan kelelahan. Penderita merasa pusing, tidak enak badan, hingga mual dan muntah-muntah. Dalam kasus tertentu, kondisi ini memicu gangguan emosi. Orangtua hendaknya mengawasi anak-anaknya. Bila mereka mengeluhkan gejala-gejala tersebut, entah dehidrasi atau hiponatremia, segera bawa ke tempat teduh dan istirahatkan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun