Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com
Ghibah Jadi Topik Bahasan Pengajian Bulanan Kantor P3E Suma
Betapa bahayanya ghibah atau gossip. Tak salah rasanya 'Ghibah' menjadi tajuk bahasan pada pengajian bulanan rutin kantor Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku yang beralamat di alan P. Kemerdekaan Km. 17 Makassar kode pos 90242.
Kata bijak menyatakan bahwa 'Tidak mengapa mengulang pengajian sebagai mana mandi pun diulang. Bahkan hasilnya akan baik bagi orang itu sendiri.'
Nah bagaimana untuk membersihkan jasad dan hati nurani manusia, ya dengan cara majelis taklim atau pengajian untuk menambah ilmu dunia dan akherat.
Sehubungan hal tersebut, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku, menggelar pengajian rutin bulanan di ruang Bangun Praja. Jum'at (24/5/2019).
Pengurus Musholla mengundang Ustadz Muliadi. Dihadapan jama'ah Uztad mengungkapkan bahwa, menjelang 10 ramadhan terakhir kita sebagai umat islam lebih bersungguh-sungguh mengurung diri di Masjid."
Lebih lanjut, ustad Muliadi menuturkan sebaliknya umat jaman sekarang begitu memasuki 10 terakhir ramadhan, masjid-masjid mulai lengang lebih meramaikan Mall dan Pasar.
"Ghibah sendiri dari kata Ghaib atau tidak nampak. Artinya Ghibah adalah membicarakan saudaranya yang tidak disenangi tanpa kehadirannya."
Ghibah itu haram merupakan hama wereng yang merugikan diri sendiri. "Apakah kita tega memakan bangkai saudaranya, itulah ghibah." Jelasnya.
Uztad Muliadi menuturkan bahwa, "Ghibah itu penyakit hati, yang menghabiskan amal kita."
Apabila mendapati seseorang bergibah, segera tinggalkan, jangan didengarkan, bahkan ketika mendapati temannya di Ghibahi harus dibela untuk kebaikan.
Siapa yang membela kehormatan saudara kita didunia, maka akan ditutupi keburukan dunia dan akherat.
"Niat baik tidak cukup dilakukan dengan cara yang salah." Tutup ustad.
Sesi tanya jawab menutup panasnya suhu majelis ilmu pagi itu.