Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com
Barongko, Kurma, dan Lapis India Menu Buka Puasa Andalan Menggugah Selera
Bulan ramadan tahun ini begitu berbeda dari tahun sebelumnya. Pasalnya, wabah pandemi masih betah menghantui negeri ini. Toh demikian umat Islam dunia antusias melakoninya.
Tetap patuhi protokol kesehatan, selalu menjadi tageline utama dalam pelaksanaan Ibadah Ramadhan, salah satunya sholat taraweh.
Memasuki hari keenam di bulan Ramadhan, wabah pandemi covid-19 menhiringi setiap ibadah bulan ramadan di Masjid, lihat saja begitu kita akan melaksanakan sholat wajib 5 waktu dan sunnah lainnya, antar jamaah harus ada jarak, memakai masker. Sabtu (17/4/2021).
Kebiasaan baru tersebut tidak mengendurkan umat islam dunia untuk melaksanakan ibadah di Masjid, mari kembali kita tengok sehabis berbuka puasa, apabila memasuki waktu sholat masjid-masjid selalu dihadiri oleh jamaah.
Sebagai umat islam tentu sedih, mengalami puasa ramadan di masa pandemi segala aktivitasnya terbatas. Meminimalisir penularan virus covid-19 sebuah keniscayaan yang harus dilalui, selaku warga negara indonesia merasa memiliki tugas dan kewajiban untuk kemaslahatan warganya, oleh karena itu mematuhi protokol kesehatan menjadi pesan publik di setiap kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat. Hal itu disampai sampaikan pihak pemerintah memutus rantai penularan covid-19, meskipun sudah ada vaksinasi tetaplah mawas diri agar tidak terimbas covid-19.
Dan Alhamdulillahnya bulan ramadan ini menurut berbagai sumber informasi bahwa kasus Covid-19 saat ini sudah semakin melandai, semakin berkurang bahkan sudah tidak ada lagi kasus yang meninggal. Namun hal tersebut jangan membuat kita lupa diri, dalam arti kita harus tetap aktif mengawasi perilaku masyarakat dan harus tetap mensosialisasikan Corona Virus Desease 19 dalam menjalani ramadan suci ini.
Momen bulan Ramadhan ini menurut saya agak berbahaya terkait wabah pandemik ini, karena biasanya umat muslim, muslimah fokus dengan ibadah tapi lupa dengan protokol kesehatan, misalnya pada pelaksanaan shalat tarawih, kadang warga tetap memaksakan untuk sholat di Masjid atau Mushola walau kondisi tempatnya tidak memungkinkan, misalnya penuh atau lain sebagainya.
Hal seperti itu yang dikhawatirkan terjadi penyebaran atau penularan virus tersebut. Tapi itu semua kita kembalikan kepada Sang Pencipta, sebagai hambanya hanya mampu berusaha.
Oleh sebab itu, setelah berpuasa 14 jam berpuasa menahan lapar dan dahaga maka kita harus berbuka yang manis-manis guna mengembalikan cairan tubuh yang berkurang, apalagi masih dalam suasana Corona, jangan sampai covid-19 ini naik lagi.
Kalau saya, menu favorit selama ramadan berbuka yang manis-manis, dan kudapan ini harus ada, sebab keberadaannya sangat dibutuhkan tubuh setelah berpuasa empat belas jam lamanya, dan menu ini pas banget untuk santab buka puasa, rasanya enak menggugah selera.
Kudapan ini sangat populer di Makassar, saya sendiri yang memiliki lidah jawa dan Palembang begitu ketagihan berbuka puasa dengan menu ini. Sebaliknya, hambar rasanya apabila berbuka tanpa kehadirannya.