Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com
Filosofi Gerakan Sholat Ajarkan Rendah Hati dan Serah Diri
* I'tidal (Berdiri Setelah Rukuk): Meningkatkan kesadaran dan konsentrasi dalam ibadah. Rukuk sendiri, ibarat umur seseorang yang semakin menua, tidak lagi tegap berdiri, melainkan membongkok, seperti rukuk. Kemudian berdiri sembari mengucap Allahu Akbar, memuji kebesaran Allah SWT, hal ini agar lebih sering mengingat kematian.
* Sujud: Menyatakan kepatuhan dan kehambaan kepada Allah, serta mencerminkan penyerahan diri yang total dengan mencium bumi. Mengingat-ingat kebesaran sang pencipta. Sebagai hamba selalu mengingat dosa.
* Duduk di Antara Dua Sujud: Meningkatkan refleksi dan memperdalam kesadaran spiritual. Merenungi semua perbuatan kita sebagai hamba. Baik itu disengaja, maupun tidak sengaja.
* Tasyahhud: Mengucap dua kalimat syahadat menyatakan keimanan kepada ajaran Islam dan peneguhan kesetiaan kepada Allah. Semoga shalawat tercurah kepada Nabi Muhammad dan keluarga. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam.
* Salam: Salam kanan dan salam kiri, menandakan manusia untuk mengingat tetangga kanan dan kiri kita. Apabila punya rejeki berlebih, sedekahkan ke panti asuhan, sumbangkan sebagian harta buat pembangunan masjid dan pesantren. Ucapan salam tersebut akhir dari sholat dan mengingatkan akan persaudaraan dalam Islam..
Gerakan-gerakan ini tidak hanya merupakan bentuk ritual, tetapi juga simbolisme filosofi kehidupan yang mendalam dalam mengungkapkan pengabdian dan ketaatan kepada Allah.