Pitri Lestari
Pitri Lestari Mahasiswa

Sometimes, your best is not good enough

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Nostalgia: Berburu Kica-kica untuk Terbangkan Cita-cita

2 April 2023   09:37 Diperbarui: 2 April 2023   09:57 4252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nostalgia: Berburu Kica-kica untuk Terbangkan Cita-cita
poto oleh pexels

Mungkin ada yang bertanya-tanya apa itu "Kica-Kica" ? Namakah? Binatangkah ? atau Apakah? 

Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan nama kunang-kunang. Hewan kecil bercahaya yang bisa terbang dan dapat ditemukan di malam hari.  Sementara untuk istilah kica-kica itu sendiri saya mengetahui dari sang nenek yang kesehariannya memakai Bahasa Sunda. 

Kala itu dengan sangat antusias saya berangkat tarawih bersama teman-teman sementara para orang tua akan menyusul belakangan. Perjalanan dari rumah menuju masjid cukup jauh dan gelap namun, saya dan teman-teman tetap riang gembira menyusuri perjalanan ini. 

Tanpa diduga ada sosok makhluk kecil bercahaya terbang ke arah kami. Sontak saja yang namanya anak-anak langsung mengejarnya. Namun percobaan kali itu tidak berhasil kamipun memutuskan untuk lanjutkan di esok hari. 

Malam-malam berganti, perburuan ini semakin menyenangkan. Kami memasukkan kunang-kunang yang telah ditangkap dalam toples, kemudian secara bersamaan akan melepaskannya kembali sambil menyebutkan harapan. Momen ketika para kunang-kunang ini berterbangan dari toples menghadirkan kebahagian tersendiri hingga kami tidak terlalu peduli dengan harapan yang telah disebutkan sebelumnya. Pernah suatu hari nenek saya bilang kalau kunang-kunang itu adalah "kuku jurig" (hantu). Untuk sementara waktu saya dan teman-teman merasa takut, namun hari-hari selanjutnya kami kembali melakukan perburuan. 

Jika pada saat itu saya hanya menganggap kunang-kunang sebagai hewan kecil bersinar yang bisa terbang, namun setelah mengetahui filosofi dari kunang-kunang itu sendiri saya menjadi lebih memaknai arti kehidupan yang di antaranya mengajarkan untuk tidak sombong. 

Jika kita perhatikan kunang-kunang, dia akan menyinari siapa pun tanpa pamrih. Namun adakalanya mereka mematikan sinarnya agar tidak disamakan dengan sang bintang. 

Ada banyak tingkah laku anak-anak yang kadang membuat orang dewasa tepuk jidat. Namun selama tidak membahayakan dirinya dan juga diri orang lain biarkan saja mereka untuk mengeksplorasi dunianya agar kelak menjadi manusia yang kreatif.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun