Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Freelancer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Semangat Kebangkitan Nasional Semangat Ramadan

20 Mei 2020   10:40 Diperbarui: 20 Mei 2020   10:50 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangat Kebangkitan Nasional Semangat Ramadan
Foto: Olahan dari istock.com & shutterstock.com

Hari Kebangkitan Nasional jatuh setiap tanggal 20 Mei dirayakan sebagai hari besar nasional (yang bukan hari libur) untuk mengingatkan akan pentingnya kesadaran nasional sebagai "orang Indonesia."

Para pendahulu bangsa memperjuangkan kemerdekaan, kemandirian, dan martabat bangsa Indonesia dengan berbagai cara, baik fisik maupun pemikiran.

Salah satunya adalah pendirian Boedi Oetomo, organisasi para cendikiawan yang digagas oleh Soetomo, dr. Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat yang kemudian lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara, dan Dr. Douwes Dekker.

Hidup di negeri sendiri tetapi dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda membuat mereka melakukan perlawanan dengan pemikiran dan sikap.

Masyarakat Indonesia yang masih terbelakang, masih banyak yang belum bisa mengakses pendidikan dan informasi harus disadarkan tentang persamaan hak-hak kemanusiaan dan kesadaran nasional tentang merasa menjadi Indonesia dan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain.

Hal tersebut yang menjadi dasar pendirian Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang kemudian oleh pemerintah Indonesia di era Soekarno melalui Keppres No. 316 tahun 1959 dijadikan sebagai Hari Kebangkitan  Nasional atau Harkitnas.

Semangat kebangkitan ini sudah terbukti saat akhirnya Indonesia bisa menjadi bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 melalui perjuangan yang penuh pengorbanan dari para pahlawan dan rakyat Indonesia saat itu.

Semangat kebangkitan nasional yang terus digaungkan, dipupuk, dan diimplementasikan sehingga sekarang bangsa Indonesia bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Bersemangat untuk bangkit seharusnya juga kita lakukan di setiap keadaan, di segala kondisi, di setiap tantangan hidup yang kita hadapi. Seperti saat sekarang ini ketika pandemi Covid-19 melemahkan banyak persendian bangsa kita. Kita harus bersemangat untuk bangkit, bersama-sama, secara nasional agar yang lemah menjadi kuat dan tidak jadi luluh lantak.

Untuk itu kerja sama pemerintah dan masyarakat harus kompak. Pemerintah sebagai pemegang otoritas harus punya konsep dan eksekusi yang baik dan masyarakat harus mentaati aturan dan kebijakan yang telah dibuat. Tidak mudah tapi harusnya bisa.

Sebagai negara Indonesia berdiri melalui perjuangan yang berat. Penjajahan yang sekian lama. Pengorbanan harta benda dan nyawa dari para pendahulu kita yang tidak terhitung jumlahnya. Sesuai yang tertulis di pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa semua terjadi atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur untuk berkehidupan yang bebas maka bangsa Indonesia bisa merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun