Kolaborasi Rasa dalam Segelas Teh, Berbukalah dengan yang Wasssgitel
"Berbukalah dengan yang manis, tapi kalau cuma manis saja bosen nggak ya?"
Opsi makanan atau minuman manis untuk berbuka puasa jelas begitu beragam. Pilihan kuliner yang tersaji di meja makan tentunya mengikuti selera masing-masing. Namun seringkali ada menu sederhana yang selalu ada di meja makan dan selalu siap menyambut momen berbuka puasa yang selalu dinantikan. Segelas teh hangat manis begitu menggoda dan menyegarkan ketika diminum saat waktu berbuka puasa tiba. Melegakan !
Bicara teh manis hangat, seketika ingat kala berada di Solo atau Jogja. Ketika nongkrong di angkringan dan memesan segelas teh, muncul rasa khas yang berbeda dan jarang ditemui di tempat lain. Perpaduan antara rasa manis, sepet, kenthel (kental), plus wangi semerbak begitu menggoda. Teh itu biasa disebut dengan Wasgitel (Wangi, sepet, legi, dan kenthel). Seketika itu pula mencoba untuk membuatnya sendiri di rumah.
Tiga teh dengan merk berbeda sengaja saya mix jadi satu. Ada teh tongji, teh dandang, dan teh gardoe. Harapannya bisa menjadi seperti yang pernah saya minum di angkringan-angkringan yang ada di Solo atau Jogja, teh wasgitel. Namun ternyata apa yang terjadi? Rasanya terlalu sepet, alhasil jadilah teh wasssgitel bukan wasgitel. Apa yang membedakan? Huruf "s" nya lebih banyak karena rasanya menjadi, wangi, sepet, sepet, sepet, legi, dan kenthel. Kemungkinan hal ini terjadi disebabkan proporsi racikan teh serta gula yang kurang tepat. Walau begitu, bagi saya teh yang saya buat ini tetap terasa nikmat, menjadi penawar rindu kala berlum sempat berkunjung ke Solo atau Jogja. Kolaborasi rasa dalam segelas teh yang begitu mengesankan. Kolaborasi rasa manis yang begitu nikmat, salah satu sajian yang cocok untuk berbuka puasa. (prp)