Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Guru

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kisah Taubat Si Parjo

12 Maret 2024   12:49 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:08 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Taubat Si Parjo
Parjo Enggan Kehilangan Makna di Bulan Ramadhan - Sumber: kompas.com

"Pada Ramadhan 2024 ini Parjo punya keinginan untuk bertaubat, niat dan semangatnya begitu hebat, ia ingin jadi pribadi yang lebih bermanfaat."

Frekuensi iklan sirup semakin meninggi, itu tandanya Ramadhan semakin dekat. Melihat fenomena itu, Si Parjo langsung terdiam dan merenung. "Ya Allah, maturnuwun sudah dipertemukan ramadhan kembali, maturnuwun Gusti." Parjo mengambil sarung dari almari, menyiapkan baju koko, kemudian bergegas mandi dan bersiap bertarawih. 

Tuma'ninah saat Mengerjakan Sholat

Parjo berangkat ke masjid untuk bertarawih dengan penuh semangat. Ia benar-benar ingin sekali ramadhan kali ini dilalui dengan lebih baik dari ramadhan sebelumnya. Perkara sholat ia memiliki target tersendiri, "Hmmm, pokoknya kali ini aku pengen menikmati sholatku, raka'at demi raka'at kulalui dengan tuma'ninah. Jangan sampai seperti tahun lalu boyokku (pinggang) kecetit lagi gara-gara sholat full speed." Pengalaman buruk Parjo tahun lalu menjadi sebuah pelajaran yang tidak ingin ia ulangi lagi. Parjo sadar betul untuk mencapai kekhusyukan dalam mengerjakan sholat perlu dilakukan dengan tuma'ninah.

Tidak Tidur Selepas Sahur

Vibes bulan ramadhan begitu terasa sekali. Full 24 jam kita dapat merasakan sesuatu yang berbeda dan istimewa. Di setiap kebaikan yang dilakukan tentu bernilai ibadah, bahkan ganjarannya dilipatgandakan. Niat dan semangat Parjo untuk jadi lebih baik begitu besar, ia tidak ingin hari-harinya menjadi tanpa makna hanya karena dibuat tidur saja. "Duh, bangun tidur selepas sahur bikin perutku jadi nggak enak rasanya, tahun ini nggak lagi-lagi deh kelar sahur lanjut tidur." Keluh Parjo tentang pengalamannya di ramadhan tahun lalu, ia selalu saja merasakan tidak enak pada perutnya apabila selepas sahur dilanjut tidur bahkan sampai terlewat mengerjakan sholat subuh.

Nggak Lagi-lagi, Nggak Puasa, Tapi Ikut Buka dan Ngaku Puasa

Rasanya soal hubungan pertemanan sedikit banyak memberikan pengaruh pada diri seseorang. Ibarat berteman dengan penjual minyak wangi makan akan terkena pula tubuh kita akan harumnya. Artinya, lingkungan pertemanan sangat mempengaruhi bagaimana kita berucap dan bersikap. Tahun lalu Si Parjo bergaul dengan Paidi dan Paijo yang sukanya ngajak makan di siang bolong atau sekedar njajan es kelapa muda di saat sedang berpuasa di bulan ramadhan. Jelas saja Parjo tergoda, ia hanya sendiri, iman naik turun, dan terus menerus digoda oleh Paidi dan Paijo. Pada akhirnya Parjo pun berbuka puasa sebelum waktunya. Saat adzan magrib berkumandang ia pun ikut berbuka, alih-alih agar dikira ibunya ia juga berpuasa. "Ya Allah, kalau aku main sama Paidi dan Paijo terus, tiap hari bakal bohong terus nih. Ya Allah lindungi hambamu ini!" Ujar Parjo dalam hati.

Parjo dengan niat dan semangat untuk bertaubat semoga menginspirasi kita semua agar di ramadhan 2024 ini kita menjadi pribadi yang semakin kuat dan bermanfaat. Selamat berpuasa, berkah selalu untuk kita semua, Aamiin. (prp)

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun